Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Kepolisian Hong Kong kembali bentrok dengan aktivis pro demokrasi pagi tadi (1/12). Bentrokan terjadi pasca aktivis yang melakukan aksi demonstrasi berupaya mengepung kantor pemerintahan Hong Kong. Kejadian ini merupakan yang terburuk sejak aksi demonstrasi pertama berlangsung pada dua bulan lalu.
Para demonstran melawan polisi yang bersenjatakan semprotan merica dan pentungan di jalan dekat kawasan Admiralty.
Sedangkan para demonstran membalasnya dengan melempar botol, helm, dan payung ke arah polisi.
"Kami menginginkan demokrasi yang sebenar-benarnya," teriak aktivis.
Salah seorang aktivis menegaskan mereka akan tetap tinggal di pusat pemerintahan hingga pagi hari. "Mari lumpuhkan pemerintahan besok," teriak salah seorang pelaku demonstrasi.
Pihak kepolisian mengatakan, dari kejadian tersebut ada 40 orang yang ditahan. Sementara, sejumlah polisi dikabarkan terluka.
Sekadar mengingatkan, aksi demonstrasi di Hong Kong bermula dari tuntutan warga pro-demokrasi Hong Kong untuk memilih sendiri pimpinan mereka pada pemilihan umum 2017 mendatang tanpa ada intervensi dari Beijing.
Pemerintah China sendiri telah mengatakan akan memperbolehkan pemilihan yang dilakukan secara universal, namun mereka tetap akan menyeleksi kandidat yang akan dipilih nantinya.
Pada pekan lalu, polisi dan pihak pengadilan Hong Kong membubarkan camp utama demonstran di kawasan komersial Mong Kok.
Menurut koresponden BBC Martin Patience di Beijing, sepertinya pihak berwenang saat ini akan melakukan aksi keras setelah melakukan pendekatan yang lunak selama dua bulan terakhir.
Patience menambahkan, pada awalnya aksi ini mendapat sokongan yang cukup besar dari masyarakat. Namun, belakangan, warga melihat aksi ini menyebabkan kerusakan dan merugikan banyak pihak.