kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah dan prodemokrasi Hong Kong berunding


Minggu, 19 Oktober 2014 / 11:54 WIB
Pemerintah dan prodemokrasi Hong Kong berunding
ILUSTRASI. Kemenag tahun ini mengangkat tagline Haji Ramah Lansia. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc/15.


Sumber: BBC | Editor: Yudho Winarto

Hong Kong. Perundingan antara pemerintah Hong Kong dan pemimpin gerakan prodemokrasi dijadwalkan akan diadakan Selasa mendatang (21/10).

Rencana itu disampaikan oleh Kepala Sekretaris Carrie Lam ketika para aktivis prodemokrasi kembali menduduki kamp-kamp protes.

"Saya senang mengatakan bahwa telah dicapai kemajuan berarti dalam mempersiapkan dialog antara perwakilan Federasi Mahasiswa Hong Kong dan satuan tugas konstitusi," kata Carrie Lam, Sabtu (18/10).

Ia menambahkan perundingan kemungkinan besar akan diselenggarakan Selasa sore waktu setempat. Hari itu dipilih di antara tiga tanggal yang disodorkan kepada kubu mahasiswa pemrotes.

Menurut Carrie Lam, kedua pihak akan mengutus lima orang wakil ke meja perundingan yang direncanakan akan berlangsung selama dua jam dan akan disiarkan televisi.

Para aktivis demokrasi kembali menempati lokasi-lokasi yang sebelumnya berhasil dikosongkan oleh aparat keamanan. Unjuk rasa kalangan mahasiswa dan pelajar telah berlangsung selama tiga minggu terakhir untuk menuntut agar calon-calon pemimpin Hong Kong tidak ditunjuk oleh pemerintah Cina.

Aksi mereka dipusatkan di beberapa kawasan yang sibuk sehingga mengganggu transportasi umum.

"Misalnya di daerah Mong Kok, Admiralty dan Causeway Bay itu kan jalan besar, di mana itu menghubungkan satu tempat ke tempat lainnya," kata Eni Lestari, Ketua Aliansi Migran Internasional.

Namun jalan-jalan tersebut ditutup oleh aparat keamanan atau diblokir oleh kubu demonstran.

"Sejak saat itu fungsi bus, utamanya kendaraan untuk darat bermasalah karena semuanya harus diputar-putar. Biasanya jalur yang kita tempuh 30 menit menjadi satu jam, yang satu jam menjadi dua jam," jelas Eni Lestari yang juga menyaksikan aksi di Mong Kok.

Meskipun mengganggu kenyamanan, gerakan prodemokrasi ini mendapat dukungan dari kalangan awam di Hong Kong yang pada tahap awal disatukan atas dugaan kebrutalan polisi terhadap pemrotes.
Bantuan logistik seperti makanan, minuman dan kacamata pelindung mengalir. Selain itu dukungan juga diwujudkan dengan keikutsertaan di jalan.

"Mereka masyarakat lokal yang belum tentu sepenuhnya setuju atau tidak setuju mereka akhirnya turun ke jalan. Itu yang mengawali mengapa aksi demonstrasi itu menjadi sangat besar," katanya.

Namun belakangan masyarakat biasa, khususnya pedagang kecil, merasa aksi prodemokrasi berlangsung terlalu lama dan tidak mengindahkan kebutuhan ekonomi masyarakat umum.

Di kalangan intelektual, menurut aktivis buruh Eni Lestari, dukungan tetap mengalir ditambah dukungan politik dari kalangan artis yang semakin vokal.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×