Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Polisi Hong Kong melakukan patroli ke sejumlah stasiun subway pada Senin (2/9) pagi, mengutip Bloomberg. Kondisi ini dilakukan seiring adanya ancaman untuk melumpuhkan transportasi di Hong Kong setelah aksi unjuk rasa pada akhir pekan kemarin menyebabkan para pelancong terjebak di bandara Hong Kong.
Kelompok pelajar merencanakan sejumlah aksi seperti boikot kelas dan unjuk rasa menandai dimulainya tahun ajaran baru sekolah. Pada Minggu (1/9), upaya untuk memboikot lalu lintas dari dan ke bandara menyebabkan sejumlah pelancong harus berjalan di jalan tol dengan menarik kopernya. Tidak ada satu pun bus atau taksi yang tampak.
Baca Juga: Hong Kong protesters plan to disrupt airport after night of chaos
Bloomberg memberitakan, aksi unjuk rasa ini diikuti oleh ribuan anak-anak remaja usia sekolah. Aksi demonstrasi dimulai sejak Juni lalu terkait dengan dimungkinkannya ekstradisi ke daratan China.
Pimpinan Hong Kong Carrie Lam pada pekan lalu mengimbau agar pihak oposisi mau melakukan perundingan. Namun, di sisi lain, dia menolak penghapusan penerapan hukum era kolonial yang memungkinkan penangkapan lebih mudah, deportasi, sensor dan penyitaan properti. Keresahan di pusat keuangan Asia ini mengancam akan teralihnya perhatian dari perayaan peringatan 70 tahun pemerintahan Partai Komunis pada 1 Oktober mendatang.
Baca Juga: Pasca tangkap 3 aktivis, polisi Hong Kong peringatkan bakal ada sweeping lagi
Berikut adalah fakta-fakta kisruh aksi unjuk rasa di Hong Kong pada akhir pekan kemarin:
Butuh waktu tempuh tambahan
MTR Corp mengatakan waktu tempuh tambahan yang diperlukan pada jalur subway Tsuen Wan dan Kwun Tong. Sebelumnya, operator subway tersebut mengumumkan bahwa seluruh jalur subway akan tetap beroperasi meskipun telah terjadi vandalisme yang merusak sejumlah infrastruktur pada Minggu (1/9).
Perusakan stasiun subway
Operator subway Hong Kong mengatakan fasilitas di 32 stasiun miliknya rusak parah di tengah aksi unjuk rasa. Sejumlah lokasi bahkan masih ditutup pada Senin (2/9). MTR bilang, kaca jendela dari ruang kontrol stasiun, mesin tiket, kamera di gerbang dan pos keamanan merupakan benda-benda yang mengalami kerusakan parah pada akhir pekan kemarin.
Baca Juga: Minat pembeli properti Hongkong masih tinggi di tengah panasnya kondisi politik