Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Polisi Hong Kong telah menangkap sejumlah tokoh oposisi utama Hong Kong, termasuk Joshua Wong. Bloomberg memberitakan, pihak kepolisian bahkan memberi peringatan kepada pengunjuk rasa lainnya yang ingin menyalurkan aspirasi pada akhir pekan ini agar tidak gegabah. Kondisi ini semakin menaikkan tensi geopolitik di Hong Kong.
Wong, 22 tahun, yang dijadwalkan akan menjadi pembicara mengenai aksi unjuk rasa yang dipimpinnya di AS bulan depan, menjadi salah satu aktivis yang ditahan pihak kepolisian pada Kamis-Jumat kemarin. Teman-teman seperjuangan Wong juga mengalami nasib serupa. Mereka adalah Agnes Chow yang merupakan seorang advokat dan Rick Hui seorang Anggota Dewan Distrik.
Baca Juga: Demo belum padam, Hong Kong masih jauh dari keharusan mendeklarasikan keadaan darurat
Melansir Bloomberg, polisi menjelaskan, lebih dari 20 orang telah ditahan sejak Kamis, dan mengingatkan aksi penangkapan akan terus dilakukan jika para pengunjuk rasa terus berdemonstrasi tanpa izin pemerintah.
Penangkapan itu adalah bagian dari upaya untuk menekan gerakan unjuk rasa yang sebagian besar tidak memiliki pemimpin, yang berkobar pada bulan Juni karena undang-undang yang sekarang ditangguhkan memungkinkan dilakukannya ekstradisi ke China.
Front Hak Asasi Manusia Sipil -penyelenggara demonstrasi terbesar Hong Kong baru-baru ini- mengatakan pihaknya terpaksa membatalkan aksi unjuk rasa yang direncanakan pada Sabtu ini setelah polisi tidak memberikan izin aksi.
Baca Juga: China menolak usulan pemimpin Hong Kong menarik RUU ekstradisi
Pimpinan eksekutif Hong Kong Carrie Lam, awal pekan ini menyerukan dialog dengan pihak oposisi. Di sisi lain, dia menolak untuk mengesampingkan penerapan undang-undang era kolonial yang memungkinkan pemerintah untuk melakukan penangkapan lebih mudah, deportasi, penyensoran dan penyitaan properti.
"Kami masih terus berjuang dan kami tidak akan menyerah," kata Wong kepada wartawan ketika ia dan Chow muncul dari pengadilan setelah dibebaskan dengan jaminan seperti yang dikutip Bloomberg. "Saya mendesak masyarakat internasional untuk mengirim pesan kepada Presiden Xi, mengirim pasukan atau menggunakan peraturan darurat bukan jalan keluar."