Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto
LONDON. Persoalan pelik tengah melanda bank terbesar kedua asal Inggris, HSBC Holdings Plc. (HSBC). HSBC dituding melanggar hukum dengan membantu sekitar 100.000 nasabah kaya dari seluruh penjuru dunia menyembunyikan harta demi menghindari pungutan pajak.
Atas dugaan itu, otoritas terkait disejumlah negara semisal Amerika Serikat (AS), Prancis, Belgia, dan Argentina, pun lantas menggelar penyelidikan guna menemukan keterlibatan warga negaranya yang menyembunyikan pundi-pundi kekayaan di bank tersebut.
Semua cerita ini bermula dari pembobolan data bank HSBC di Jenewa, Swiss pada sekitar tahun 2007. Oknum pembobol yang juga merupakan pegawai bank yang bersangkutan adalah seorang ahli komputer.
Sang whistleblower tersebut lantas menyebarkan dokumen rahasia itu kepada sejumlah media. Dokumen itu kini berada ditangan sebuah konsorsium jurnalis investigasi internasional, The Guardian, BBC dan 50 media lain diseluruh dunia, termasuk harian Prancis bertajuk Le Monde.
BBC, Senin (9/2), menuliskan, Pemerintah Prancis yang menganalisis informasi tersebut. Hasilnya, hampir 99,8% warga Prancis yang namanya tercatat dalam dokumen itu terindikasi sebagai pengemplang pajak.
Sementara, otoritas perpajakan Inggris atau HM Revenue and Customs (HMRC) mengungkapkan, dokumen itu merinci simpanan dari 7.000 warga negara Inggris di HSBC Swiss. Dari jumlah itu, sebanyak 1.100 orang diantaranya tak membayar pajak. Proses penyelidikan HMRC pada akhirnya telah memaksa para pengemplang pajak menyetorkan uang pajak beserta bunga dan denda senilai total £ 135 juta.
Belum berubah
Atas berbagai tudingan tersebut, manajemen HSBC mengaku akan membantu pihak-pihak yang terkait untuk mengungkap kasus tersebut. "HSBC sudah menerapkan berbagai cara yang dirancang untuk mencegah tindak manipulasi pajak dan juga praktik pencucian uang," terang manajemen HSBC dalam pernyataan resmi, seperti dikutip BBC.
Sampai di sini, HSBC mengaku tidak sepenuhnya membiarkan nasabah menghadapi kasus hukum pajak. Bank itu juga memberikan bantuan hukum bagi nasabahnya yang terbelit kasus ini.
HSBC mengaku telah merombak total bisnis private banking di Swiss dan memangkas jumlah rekening nasabah hingga 70% sejak tahun 2007. Manajemen HSBC mengaku sudah mengikuti aturan dan lebih transparan terkait persoalan pajak nasabah.
Namun sayang, hasil wawancara BBC dengan sang whistleblower terungkap bahwa hingga tahun 2013, praktik penyembunyian aset demi menghindari pajak masih berlangsung.
Sue Shelley, Private Bank's Head of Compliance di Luxembourg bilang, HSBC tak memenuhi janji untuk berubah. "Janji yang bagus, namun tak pernah dilaksanakan," ucap Shelley.