Sumber: Bloomberg | Editor: Sandy Baskoro
TAIPEI. Kinerja keuangan HTC Corp masih lesu. Produsen smartphone asal Taiwan ini mencatatkan kerugian operasional selama dua kuartal berturut-turut.
Perusahaan berbasis di Taoyuan, Taiwan ini membukukan kerugian operasional di kuartal keempat 2013 mencapai NT$ 1,56 miliar setara sekitar US$ 52 juta. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan rata-rata estimasi 19 analis yang dikumpulkan Bloomberg, yakni senilai NT$ 1,72 miliar.
Sedangkan laba bersih HTC, yang didorong oleh penjualan saham yang tersisa di Beats Electronics LLC, sebesar NT$ 310 juta. Pencapaian ini jauh di bawah rata-rata proyeksi analis, yang menyimpulkan laba bersih HTC mencapai NT$ 694 juta.
HTC sudah berupaya sekuat tenaga menggenjot penjualan ponsel. Misalnya, HTC merilis One Max, handset terbesar dari semua produk yang dirilis perusahaan tersebut.
Tapi handset One Max gagal menghentikan penurunan penjualan selama sembilan kuartal, meskipun perusahaan tersebut telah menggandeng bintang Hollywood, Robert Downey Jr, untuk mempromosikan merek serta mulai menjual handset 4G melalui operator China Mobile Ltd.
Namun, keuntungan dari hasil penjualan 24,84% saham di Beats turut membantu HTC menghindari kerugian operasional kuartalan yang lebih besar.
HTC mengumumkan kinerja keuangan pada Minggu sore kemarin, di luar jam bisnis normal Taiwan. Ini merupakan rilis kuartalan HTC kedua kalinya berturut-turut di luar jadwal.
Pendapatan HTC di kuartal keempat tahun lalu mencapai NT$ 42,9 miliar. Pencapaian tersebut sedikit di bawah rata-rata estimasi analis yang memproyeksikan pendapatan NT$ 43 miliar. Pada 5 November 2013, manajemen HTC pernah memproyeksikan pendapatannya di periode tersebut berkisar NT$ 40 miliar hingga NT$ 45 miliar.
Chief Financial Officer (CFO) HTC, Chang Chialin, yang bergabung dengan perusahaan itu pada tahun 2012, ditunjuk sebagai Kepala Penjualan Global. HTC ingin mengembangkan saluran distribusi baru untuk mendorong pendapatan.
Pada September 2013, HTC menyatakan akan menjual sisa saham di Beats senilai US$ 265 juta. Sementara laba sebelum pajak dari transaksi tersebut sekitar US$ 85 juta.