Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hujan deras kembali melanda wilayah Beijing dan sekitarnya pada Senin (28/7/2025), memicu banjir dan longsor yang memaksa lebih dari 4.000 warga mengungsi.
Pemerintah China mengeluarkan peringatan dini terkait meningkatnya risiko bencana alam akibat intensitas curah hujan yang ekstrem.
Laporan stasiun televisi pemerintah CCTV menyebutkan, hujan lebat mengguyur wilayah barat laut Beijing, terutama kawasan Miyun, menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang merendam sejumlah desa.
Baca Juga: Kekhawatiran Ekonomi AS dan China, Harga Minyak Mentah Kembali Ditutup Melemah
Tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa tahun terakhir di China bagian utara yang secara historis cenderung kering meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi di kota-kota padat penduduk seperti Beijing.
Beberapa ilmuwan mengaitkan anomali ini dengan dampak pemanasan global.
Fenomena cuaca ekstrem ini merupakan bagian dari pola musim hujan Asia Timur (East Asian Monsoon) yang juga telah mengganggu aktivitas ekonomi di negara dengan PDB terbesar kedua di dunia ini.
Salah satu wilayah terdampak parah adalah Desa Xiwanzi di Kota Shicheng, dekat Waduk Miyun.
Baca Juga: Permintaan Sepatu Hoka dan UGG Melejit di China dan Eropa, Saham Deckers Melonjak 18%
CCTV melaporkan bahwa 100 warga desa tersebut telah dievakuasi ke sebuah sekolah dasar setempat sebagai tempat penampungan.
Rekor baru aliran puncak banjir ke Waduk Miyun mencapai 6.550 meter kubik per detik, menurut otoritas setempat pada Minggu (27/7/2025). Ini menjadi catatan tertinggi dalam sejarah pengelolaan bendungan tersebut.
Sementara itu, di Provinsi Shanxi yang berbatasan dengan Beijing, banjir juga merendam jalanan dan lahan pertanian.
Video yang disiarkan media pemerintah menunjukkan arus deras menenggelamkan kendaraan, tanaman, hingga pepohonan.
Upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, termasuk di Kota Datong. Harian People’s Daily melaporkan seorang pengemudi mobil Ford dilaporkan hilang kontak saat menerobos banjir.
Kementerian Sumber Daya Air China mengeluarkan peringatan banjir untuk 11 provinsi dan wilayah, termasuk Beijing dan Hebei. Banjir diperkirakan berasal dari luapan sungai kecil dan menengah serta aliran air dari pegunungan.
Baca Juga: Tesla Ungguli Pesaingnya di China dalam Uji Coba Mengemudi
Di Provinsi Hebei, dua orang dilaporkan tewas dan dua lainnya hilang pada Minggu pagi. Hujan deras semalam tercatat mencapai intensitas 145 mm per jam di Fuping, wilayah industri di Kota Baoding.
Otoritas China terus memantau curah hujan ekstrem yang kian menantang sistem pengendalian banjir nasional yang sudah menua.
Ancaman ini tidak hanya berisiko menggusur jutaan penduduk, tetapi juga mengganggu sektor pertanian senilai US$2,8 triliun.