Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LONDON. Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Selasa (13/8) mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024.
Tetapi sedikit memangkas perkiraan untuk tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh dampak konsumsi di China.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun Selasa (13/8), Brent ke US$81,52 dan WTI ke US$79,33
IEA menyatakan bahwa berakhirnya lonjakan ekonomi pasca-COVID di China telah membatasi permintaan minyak global, namun ekonomi maju, terutama Amerika Serikat (AS).
Di mana sepertiga konsumsi bensin global terjadi, mampu mengimbangi penurunan tersebut.
IEA menambahkan, musim berkendara musim panas di AS diperkirakan akan menjadi yang terkuat sejak pandemi.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Diprediksi Menguat Pekan Ini, Kendati Dibayangi Pembalikan Arah
Sementara pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) semakin memperketat pasar fisik.
"Saat ini, pasokan kesulitan untuk mengimbangi permintaan puncak musim panas, yang mendorong pasar ke dalam defisit," kata badan pengawas energi yang berbasis di Paris ini dalam laporan minyak bulanannya.