Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Peneliti kemudian, menggunakan pembelajaran mesin dan teknik pemodelan komputer terbaru, untuk mengidentifikasi 200 obat yang disetujui yang mungkin membantu mengobati Covid-19.
“Dari jumlah tersebut, 160 belum pernah dikaitkan dengan infeksi Covid-19 sebelumnya. Ini dapat memberi kami lebih banyak senjata di gudang senjata kami untuk melawan virus corona," lanjut Kouzarides.
Dengan menggunakan analisis jaringan saraf tiruan, tim mengklasifikasikan obat berdasarkan pada peran menyeluruh dari target mereka dalam infeksi SARS-CoV-2, yang menargetkan replikasi virus dan yang menargetkan respons imun.
Baca Juga: Kurangi beban rumah sakit, Kemenkes siapkan aturan telemedis
Peneliti kemudian mengambil subset dari yang terlibat dalam replikasi virus dan mengujinya menggunakan garis sel, yang berasal dari manusia dan dari primata non-manusia.
Dari catatan khusus ada dua obat, sulfasalazine (digunakan untuk mengobati kondisi seperti rheumatoid arthritis dan penyakit Crohn) dan proguanil (dan obat antimalaria), yang menunjukkan dapat mengurangi replikasi virus SARS-CoV-2 dalam sel.
Sehingga, meningkatkan kemungkinan potensi keduanya digunakan untuk mencegah infeksi atau untuk mengobati Covid-19.
Baca Juga: Atasi kelangkaan obat, Bio Farma akan kembali impor Remdesivir dari India
Namshik Han, Kepala Penelitian Komputasi dan AI di Milner Therapeutics Institute, menambahkan, bahwa studi ini telah memberi informasi tak terduga tentang mekanisme yang mendasari Covid-19 dan telah memberi beberapa petunjuk obat yang menjanjikan, yang mungkin digunakan kembali untuk mengobati atau mencegah infeksi.
“Sementara kami mengambil pendekatan berbasis data— pada dasarnya memungkinkan algoritma kecerdasan buatan untuk menginterogasi kumpulan data— kami kemudian memvalidasi temuan kami di laboratorium dan mengonfirmasi kekuatan pendekatan kami,” jelas Han.
"Kami berharap sumber obat potensial ini akan mempercepat pengembangan obat baru melawan Covid-19. Kami percaya pendekatan kami akan berguna untuk merespons dengan cepat varian baru SARS-CoV2 dan patogen baru lainnya yang dapat mendorong pandemi di masa depan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Identifikasi Dua Obat yang Berpotensi Melawan Covid-19"
Penulis : Bestari Kumala Dewi
Editor : Bestari Kumala Dewi