kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.788   7,00   0,04%
  • IDX 7.468   -11,16   -0,15%
  • KOMPAS100 1.155   0,37   0,03%
  • LQ45 915   1,45   0,16%
  • ISSI 226   -0,61   -0,27%
  • IDX30 472   1,39   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,31   0,41%
  • IDX80 132   0,23   0,17%
  • IDXV30 141   1,34   0,96%
  • IDXQ30 158   0,46   0,29%

Ilmuwan muda temukan terapi penyembuhan Covid-19, kantongi hadiah ratusan juta


Jumat, 23 Oktober 2020 / 04:06 WIB
Ilmuwan muda temukan terapi penyembuhan Covid-19, kantongi hadiah ratusan juta
ILUSTRASI. Ilustrasi terapi pengobatan pasien Covid-19. Ritzau Scanpix/via REUTERS


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seorang gadis belia di Amerika Serikat berhasil menarik perhatian dunia. Dia adalah Anika Chebrolu, gadis berusia 14 tahun yang berhasil menemukan terapi potensial untuk pasien yang terinfeksi Covid-19 dan memenangkan uang ratusan juta. 

Berkat keberhasilannya tersebut, gadis dari Frisco, Texas, ini didapuk sebagai pemenang 3M Young Scientist Challenge tahun 2020 yang berhadiah US$ 25.000 atau sekitar Rp 366 juta. 

Anika menggunakan metodologi in-silico untuk menemukan molekul yang secara selektif dapat mengikat protein spike virus SARS-CoV-2 dalam upaya menemukan obat untuk pandemi Covid-19. 

"Dua hari terakhir, saya melihat banyak media hype tentang proyek saya karena melibatkan virus SARS-CoV-2 dan itu mencerminkan harapan kolektif kami untuk mengakhiri pandemi ini karena saya, seperti orang lain, berharap kami pergi segera kembali ke kehidupan normal kami," kata Anika. 

Baca Juga: Ini cara terbaru virus corona menginfeksi manusia

Anika yang merupakan keturunan India-Amerika sebenarnya tidak menggunakan metode in-silico untuk menemukan terapi potensial untuk Covid-19.  Kala itu, metode itu hanya digunakan untuk mengidentifikasi senyawa timbal yang dapat mengikat protein virus corona biasa. 

"Setelah menghabiskan begitu banyak waktu untuk meneliti tentang pandemi, virus, dan penemuan obat-obatan, sungguh gila untuk berpikir bahwa saya benar-benar mengalami hal seperti ini," ujar Anika seperti dilansir CNN, Senin, 19 Oktober 2020. 

Baca Juga: Singapura segera jalankan new normal dan vaksinasi corona

"Karena pandemi Covid-19 sangat parah dan dampaknya yang drastis terhadap dunia dalam waktu yang begitu singkat, saya, dengan bantuan mentor saya, mengubah arah untuk menargetkan virus SARS-CoV-2," tambahnya. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×