kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ilmuwan: Vaksin booster untuk populasi umum tidak cocok pada tahap pandemi saat ini


Selasa, 14 September 2021 / 14:05 WIB
Ilmuwan: Vaksin booster untuk populasi umum tidak cocok pada tahap pandemi saat ini
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Moderna saat vaksinasi COVID-19 dosis ketiga di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Bali, Rabu (4/8/2021). Suntikan vaksin booster COVID-19 tidak dibutuhkan untuk masyarakat umum. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.


Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Suntikan vaksin booster COVID-19 tidak dibutuhkan untuk masyarakat umum, sekelompok ilmuwan internasional mengatakan dalam sebuah laporan baru di jurnal medis yang terbit Senin (13/9).

Laporan tersebut, yang diterbitkan di The Lancet, menyimpulkan, bahkan dengan ancaman varian Delta yang lebih menular, “dosis booster untuk populasi umum tidak cocok pada tahap pandemi saat ini”.

"Setiap keputusan tentang perlunya peningkatan atau waktu peningkatan harus didasarkan pada analisis yang cermat dari data klinis atau epidemiologis yang terkontrol secara memadai, atau keduanya, yang menunjukkan pengurangan penyakit parah yang terus-menerus dan bermakna," tulis para ilmuwan, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Amukan virus corona makin menjadi, Singapura catat rekor baru kasus harian COVID-19

Para ilmuwan mengatakan, lebih banyak bukti diperlukan untuk membenarkan booster, dan vaksin tetap sangat efektif melawan gejala COVID-19 yang parah, di semua varian virus utama termasuk Delta.

“Secara keseluruhan, penelitian yang tersedia saat ini tidak memberikan bukti yang kredibel tentang penurunan perlindungan secara substansial terhadap penyakit parah, yang merupakan tujuan utama vaksinasi,” kata penulis utama Ana-Maria Henao-Restrepo dari WHO.

Vaksin harus diprioritaskan kepada orang-orang di seluruh dunia yang masih menunggu mendapat suntikan. “Jika vaksin dikerahkan di tempat yang paling baik, bisa mempercepat akhir pandemi dengan menghambat evolusi varian lebih lanjut,” tambahnya.

Hanya, para ilmuan mengakui, beberapa individu, seperti mereka yang mengalami gangguan kekebalan, bisa memperoleh manfaat dari vaksin booster. Ilmuan yang menulis artikel tersebut termasuk ilmuwan top WHO Soumya Swaminathan dan Mike Ryan.

Selanjutnya: B1.4662, varian asli Indonesia yang sedang WHO pantau



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×