kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IMF: Agar anggaran Iran seimbang, harga minyak harus ada di level US$ 195 per barel


Senin, 28 Oktober 2019 / 13:48 WIB
IMF: Agar anggaran Iran seimbang, harga minyak harus ada di level US$ 195 per barel
ILUSTRASI. IMF memperkirakan harga minyak harus berada di level US$ 195 per barel agar anggaran Iran bisa seimbang. REUTERS/Raheb Homavandi/File Photo/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Dana Moneter Internasional alias IMF menyebut Iran akan membutuhkan minyak dengan harga US$ 194,6 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya pada tahun depan. 

Dalam laporannya, IMF mencatat Iran yang merupakan anggota kunci Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diperkirakan memiliki defisit fiskal pada 4,5% tahun ini dan 5,1% di tahun depan setelah makin terluka oleh sanksi yang lebih ketat dari Amerika Serikat.

Pada hari Jumat pekan lalu, harga minyak mentah Brent menutup perdagangan di atas US$ 62 per barel.

Baca Juga: Ekonomi Hong Kong dipastikan masuk jurang resesi

Pendapatan minyak Iran terus menguat setelah pakta nuklir 2015 dengan enam kekuatan utama dunia untuk mengakhiri rezim sanksi yang diberlakukan selama tiga tahun sebelumnya atas program nuklir yang dilakukan.

Tetapi sanksi baru yang diajukan setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 menekan ekonomi Iran.

Ekonomi Iran diperkirakan akan menyusut 9,5% pada tahun ini. Sementara IMF mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Iran diperkirakan akan stagnan pada tahun depan.

"Perkiraannya adalah bahwa sanksi yang diperkenalkan kembali pada tahun lalu dan diperketat pada tahun ini, tidak akan memiliki dampak tambahan pada tahun depan," kata Jihad Azour, direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah IMF.

Penurunan mata uang Iran telah mengganggu perdagangan luar negeri dan mendorong inflasi tahunan, yang diperkirakan oleh IMF berada di angka 35,7% tahun ini dan 31% di tahun 2020.

Baca Juga: AS tak akan izinkan Boeing 737 MAX mengudara lagi, kecuali...

Azour mengatakan otoritas Iran harus menyelaraskan nilai tukar resmi dengan tingkat pasar untuk mengendalikan inflasi.

IMF memperkirakan ekspor barang dan jasa Iran turun menjadi US$ 60,3 miliar pada 2019 dari US$ 103,2 miliar di tahun lalu. Kinerja ini diperkirakan kan terus menyusut menjadi US$ 55,5 miliar pada tahun 2020.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×