kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,13   6,67   0.72%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF dan Sri Lanka Mencapai Kesepakatan Awal untuk Pinjaman Senilai US$2,9 Miliar


Kamis, 01 September 2022 / 14:16 WIB
IMF dan Sri Lanka Mencapai Kesepakatan Awal untuk Pinjaman Senilai US$2,9 Miliar
ILUSTRASI. Pengunjuk rasa di Lapangan Kemerdekaan di Kolombo, Sri Lanka, Senin (4/4/2022). REUTERS/Dinuka Liyanawatte


Sumber: CNBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dana Moneter Internasional (IMF) akhirnya mencapai kesepakatan awal dengan Sri Lanka untuk memberikan pinjaman senilai US$2,9 miliar. Pinjaman tersebut akan dibuat di bawah Fasilitas Dana Perpanjangan IMF.

Dilansir dari CNBC (1/9), IMF mengatakan bahwa pinjaman tersebut harus mendapat persetujuan dari manajemen IMF dan Dewan Eksekutif sebelum akhirnya bisa dicairkan.

Keputusan resminya juga sangat bergantung pada IMF yang menerima jaminan pembiayaan dari kreditur resmi Sri Lanka untuk memulihkan kesinambungan utang.

Baca Juga: Sri Lanka Akan Minta Jepang Undang Para Kreditur Utamanya Bahas Restrukturisasi Utang

Itikad baik pemerintah lokal untuk mencapai kesepakatan kerjasama dengan kreditur swasta juga akan menentukan cairnya pinjaman tersebut.

Program pinjaman baru ini diharapkan bisa membantu Sri Lanka meningkatkan pendapatan fiskal dan menerapkan reformasi pajak besar. IMF juga berharap negara Asia Tenggara itu mampu menerapkan perpajakan yang lebih progresif dan pajak perusahaan dan PPN yang lebih luas.

Tujuan akhirnya adalah untuk membantu pemerintah Sri Lanka mencapai surplus fiskal sebesar 2,3% dari PDB pada tahun 2024. 

Baca Juga: Setelah Kabur ke Maladewa-Singapura-Thailand, Mantan Presiden Sri Lanka Bakal Pulang

Peter Breuer dan Masahiro Nozak yang memimpin misi IMF di Sri Lanka pekan lalu mengatakan bahwa penghapusan utang dari kreditur Sri Lanka dan pembiayaan tambahan dari mitra multilateral akan diperlukan untuk membantu memastikan keberlanjutan utang dan menutup kesenjangan pembiayaan.

"Sri Lanka telah mengalami krisis yang akut. Kerentanan terus berkemban akibat penyangga eksternal yang tidak memadai serta dinamika utang publik yang tidak berkelanjutan," ungkap Breuer dan Nozak.

IMF memperkirakan ekonomi Sri Lanka akan berkontraksi sebesar 8,7% tahun ini sebagai imbas dari inflasi yang melonjak lebih dari 60%. Dampaknya pun telah ditanggung secara tidak proporsional oleh masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×