Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DUBAI. Badan Moneter Internasional (IMF) akhirnya memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi untuk perekonomian Arab Saudi.
IMF meramal, ekonomi Arab Saudi hanya akan tumbuh 0,4% tahun ini. Angka tersebut turun dari prediksi tiga bulan lalu yang mencapai 2%. Penurunan ini disebabkan oleh pemangkasan produksi minyak OPEC.
Seperti yang diketahui, pada Desember 2016 lalu, Arab Saudi dan negara produsen minyak lainnya sepakat untuk mengurangi produksi minyak untuk mengatasi suplai minyak berlebih global yang menyebabkan kolapsnya harga minyak.
Timothy Callen, assistant director IMF's Middle East and Central Asia Department, mengatakan pendapatan Arab Saudi akan menyusut pada tahun ini akibat pemangkasan produksi minyak. IMF juga memangkas prediksi pertumbuhan sektor lain Arab Saudi menjadi 2%.
"Kami masih memprediksi kenaikan, tapi tidak sekuat prediksi sebelumnya," jelas Callen.
Penurunan harga minyak telah memaksa Arab Saudi untuk mempertimbangkan kembali strategi perekonomian mereka. Tahun lalu, Arab Saudi sudah mengumumkan Visi 2030, yakni strategi untuk mengurangi ketergantungan ekonominya dari minyak.
Di 2015, defisit anggaran Arab Saudi membengkak menjadi 366 miliar riyal atau setara dengan US$ 98 miliar. Defisit sedikit menyusut di 2015 menjadi 297 miliar riyal. Arab Saudi bahkan terpasa meminjam dana dari investor internasional untuk pertama kalinya, dengan menerbitkan obligasi senilai US$ 17,4 miliar pada Oktober.
Menurut Callen, penciptaan lapangan kerja masih akan menjadi tantangan tersendiri bagi Arab Saudi. Saat ini, tingkat pengangguran Negara Kerajaan itu mencapai 12%.