Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg, Reuters |
TOKYO. Dana Moneter Internasional (IMF) dan lembaga pemeringkat utang dunia yaitu Standard & Poor kembali mengingatkan Jepang akan beban utang negara tersebut.
Saat ini, rasio utang Jepang terhadap gross domestic product (GDP) sebesar 200% lebih tinggi. Angka tersebut juga yang tertinggi di antara negara-negara industri dunia.
Rasio ini bahkan melebihi rasio utang negara-negara Eropa yang sedang terbelit krisis. Misalnya, Yunani 160%, Italia 119%, Portugal 103,1%, Irlandia 102,4% dan Italia 124,8%
Perbedaan yang mencolok dengan Eropa adalah hampir 95% obligasi Jepang, dimiliki oleh investor lokal yang terdiri dari dana pensiun, asuransi dan perbankan. Hal tersebut membantu tingkat imbal hasil obligasi Jepang tetap rendah dan stabil meski ekonomi Jepang tidak stabil.
Informasi saja, imbal hasil obligasi Jepang bertenor 10 tahun yang merupakan terendah nomor dua di dunia naik tiga basis poin (bps) menjadi 1,025% pada pukul 2:55 di Tokyo. Sedangkan imbal hasil terendah pertama dimiliki Swiss yaitu sebesar 0,87%. Tapi, rasio utang terhadap GDP Swiss adalah 38%, jauh lebih kecil ketimbang Jepang.
Melihat kenyataan ini, IMF menyatakan kekhawatirannya mengenai keberlangsungan fiskal Jepang ke depan. Jika imbal hasil atau yield naik cepat, Jepang dalam posisi yang tidak aman dan bisa membahayakan perekonomian dunia.
Jepang berencana menaikkan tarif pajak nasional demi menekan tingkat utang negara. Namun hingga saat ini Perdana Menteri Yoshihiko Noda belum memberikan rincian yang cukup jelas mengenai rencana tersebut.