kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF: Pemulihan ekonomi global masih terlalu rapuh


Rabu, 06 April 2016 / 09:22 WIB
IMF: Pemulihan ekonomi global masih terlalu rapuh


Sumber: Antara,AFP | Editor: Yudho Winarto

FRANKFURT. Pemulihan ekonomi global masih terlalu lambat dan terlalu rapuh dalam menghadapi meningkatnya risiko-risiko dari perlambatan di China dan pertumbuhan lemah di negara-negara berkembang.

"Kabar baiknya adalah bahwa pemulihan berlanjut, kita memiliki pertumbuhan, kita tidak dalam krisis. Kabar tidak begitu baik adalah bahwa pemulihan masih terlalu lambat, terlalu rapuh, dan risiko-risiko terhadap daya tahannya meningkat," kata Direktur Pelaksana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan pada Selasa (5/4).

IMF telah mengisyaratkan akan memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan global 2016 saat ini 3,4 % pada pekan depan, ketika menerbitkan perkiraan terbaru dalam pertemuan musim semi biasa dengan Bank Dunia di Washington.

"Telah terjadi kehilangan momentum pertumbuhan. Secara keseluruhan, prospek global telah melemah selama enam bulan terakhir - diperparah oleh perlambatan relatif China, harga komoditas yang lebih rendah, dan prospek pengetatan keuangan untuk banyak negara," lanjutnya.

Lagarde mengatakan risiko-risiko lainnya memperburuk situasi, seperti ketidakpastian dari serangan teroris, ancaman diam epidemi global, serta konflik dan penganiayaan yang memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka.

“Dalam situasi saat ini, IMF waspada, bukan cemas," kata Lagarde, mendesak negara-negara besar untuk mempercepat reformasi struktural, mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif dan berinvestasi dalam infrastruktur.

Lagarde juga memperingatkan terhadap peralihan ke kebijakan-kebijakan proteksionis, karena calon presiden AS secara terbuka mempertanyakan perdagangan bebas dan Eropa berusaha untuk mengendalikan pergerakan bebas dalam menanggapi krisis pengungsi.




TERBARU

[X]
×