kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Impor CPO India Tembus Level Tertinggi dalam 13 Bulan


Selasa, 02 September 2025 / 14:07 WIB
Impor CPO India Tembus Level Tertinggi dalam 13 Bulan
ILUSTRASI. Sebuah kapal kargo berbendera asing memuat Palm Kernel Ekspeller (PKE) dan Palm Kernel Shell (PKS) di Dermaga C Curah Kering Pelabuhan PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Dumai, Riau, Senin (18/8/2025). Dinas Perdagangan Kota Dumai dan otoritas kepabeanan mencatat nilai ekspor CPO dan turunannya di Semester I 2025 sebanyak 3,8 juta ton atau naik 127 persen year-on-year (YoY) dengan nilai transaksi perdagangan sebesar 3,4 miliar dolar AS dan importir terbesar Pakistan, China serta Vietnam sehingga penerimaan negara dari bea keluar ikut meningkat dari Rp661 miliar menjadi Rp4,9 triliun. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/YU


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Impor minyak sawit alias crude palm oil (CPO) India melonjak tajam pada Agustus ke level tertinggi dalam 13 bulan. Ini seiring harga yang lebih kompetitif dibandingkan minyak kedelai mendorong para produsen dan penyuling untuk meningkatkan pembelian menjelang musim festival, menurut keterangan dari lima pedagang.

Kenaikan impor dari India, pembeli minyak nabati terbesar di dunia diperkirakan membantu produsen terbesar seperti Indonesia dan Malaysia untuk mengurangi stok mereka dan menopang harga minyak sawit berjangka di Malaysia.

Menurut estimasi para pedagang dikutip Reuters, impor minyak sawit India meningkat 16% pada Agustus menjadi 993.000 metrik ton, tertinggi sejak Juli 2024.

Baca Juga: Kebutuhan Besar, India Masih Butuh CPO Indonesia

Sebaliknya, impor minyak kedelai (soyoil) anjlok 28% dibanding bulan sebelumnya menjadi 355.000 ton, level terendah dalam enam bulan. Di sisi lain, impor minyak bunga matahari melonjak 27% menjadi 255.000 ton, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun, India juga mengimpor 6.000 ton minyak canola pada Agustus, tambah para pedagang.

Secara keseluruhan, impor minyak nabati India pada Agustus naik 3,6% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,6 juta ton level tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Angka ini belum termasuk pengiriman bebas bea yang masuk lewat perbatasan darat dari Nepal, menurut para pedagang.

"Penyuling meningkatkan pembelian minyak sawit dalam dua bulan terakhir menjelang musim festival, karena harga minyak sawit tetap jauh lebih murah dibandingkan minyak kedelai," kata Rajesh Patel, mitra pengelola di GGN Research, perusahaan perdagangan minyak nabati.

Permintaan minyak nabati di India, khususnya minyak sawit, biasanya meningkat saat musim perayaan karena konsumsi makanan manis dan gorengan melonjak.

Menurut pedagang berbasis di Mumbai dari perusahaan perdagangan global, impor minyak sawit India akan tetap di atas 900.000 ton pada September, sementara impor minyak kedelai akan melebihi 450.000 ton.

India mengimpor minyak sawit terutama dari Indonesia dan Malaysia, sementara minyak kedelai dan bunga matahari diimpor dari Argentina, Brasil, Rusia, dan Ukraina.

Menurut estimasi GGN Research, impor minyak nabati dari Nepal juga meningkat menjadi 95.000 ton pada Agustus, naik dari 86.000 ton pada Juli.

Selanjutnya: Program Mahal Pemerintah Dinilai Belum Efektif Atasi Ketimpangan Ekonomi Masyarakat

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 1-15 September 2025, Beli 2 Gratis 1 Entrasol-Sunsilk




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×