kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Ekspor Minyak Rusia ke India September Diprediksi Naik di Tengah Tekanan Tarif Trump


Kamis, 28 Agustus 2025 / 19:24 WIB
Ekspor Minyak Rusia ke India September Diprediksi Naik di Tengah Tekanan Tarif Trump
ILUSTRASI. Ekspor minyak Rusia ke India diperkirakan meningkat pada bulan September 2025, seiring produsen Rusia memangkas harga . REUTERS/Adnan Abidio


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor minyak Rusia ke India diperkirakan meningkat pada bulan September 2025, seiring produsen Rusia memangkas harga untuk menarik lebih banyak pembeli.

Langkah ini diambil setelah kapasitas pengolahan dalam negeri Rusia terganggu akibat serangan drone Ukraina terhadap kilang-kilang minyaknya.

India Jadi Pembeli Terbesar Minyak Rusia

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 yang diikuti sanksi keras Barat, India muncul sebagai pembeli terbesar minyak mentah Rusia. Kondisi ini memberi keuntungan bagi kilang India yang mendapatkan akses ke minyak lebih murah, meski menuai kecaman internasional.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam praktik tersebut, menuduh India mengambil keuntungan dari diskon minyak Rusia. Sebagai respons, Washington pekan ini menaikkan tarif impor barang dari India hingga 50%.

Baca Juga: Saham Tekstil India Anjlok Seiring Kenaikan Tarif Trump yang Memicu Kekhawatiran

Tanggapan India dan Diplomasi Energi

Pemerintah India menegaskan masih mengandalkan jalur diplomasi untuk menyelesaikan persoalan tarif baru AS. Di sisi lain, Perdana Menteri Narendra Modi juga memperkuat hubungan dengan Moskow, termasuk melalui pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pejabat India menuding Barat menerapkan standar ganda, karena Uni Eropa dan AS tetap mengimpor barang Rusia bernilai miliaran dolar. Sementara itu, Kementerian Perminyakan India belum memberikan tanggapan resmi atas perkembangan terbaru.

Lonjakan Impor Minyak Rusia

Tiga sumber perdagangan menyebutkan kilang India berencana menaikkan pembelian minyak Rusia 10–20% pada September, atau setara tambahan 150.000–300.000 barel per hari dibandingkan Agustus.

Data Vortexa menunjukkan sepanjang 20 hari pertama Agustus, India mengimpor sekitar 1,5 juta barel per hari (bpd), sama dengan Juli namun sedikit di bawah rata-rata 1,6 juta bpd pada Januari–Juni 2025. Angka ini setara dengan 1,5% pasokan global, menjadikan India konsumen terbesar minyak mentah Rusia via jalur laut—memenuhi sekitar 40% kebutuhan minyak India.

Selain India, pembeli utama minyak Rusia lainnya adalah China dan Turki.

Diskon Harga dan Dampak ke Pasar Global

Ekspor minyak Rusia meningkat karena sejumlah kilang dalam negeri tak beroperasi penuh, dengan sekitar 17% kapasitas penyulingan Rusia lumpuh akibat serangan Ukraina.

Untuk menarik pembeli, eksportir Rusia menawarkan minyak Urals dengan diskon US$2–US$3 per barel terhadap harga acuan Brent untuk pengiriman September. Diskon ini lebih lebar dibanding Agustus yang hanya US$1,50 per barel—terendah sejak 2022.

Baca Juga: India Perpanjang Pembebasan Bea Impor Kapas hingga Desember 2025

Analis Kpler, Sumit Ritolia, menilai bahwa tanpa perubahan kebijakan resmi India atau pergeseran besar dalam kalkulasi ekonomi perdagangan, minyak Rusia akan tetap menjadi bagian inti pasokan energi India.

Lembaga keuangan CLSA juga memprediksi kecil kemungkinan India menghentikan impor minyak Rusia kecuali ada larangan global. Jika India benar-benar berhenti membeli, pasokan global bisa berkurang sekitar 1 juta bpd, memicu lonjakan harga jangka pendek hingga mendekati US$100 per barel.

Hambatan Baru: Tarif AS dan Batas Harga UE

Dampak penuh dari tarif tambahan AS dan sanksi baru kemungkinan baru terlihat pada kargo minyak yang tiba di India pada Oktober.

Selain itu, Uni Eropa mulai 2 September menurunkan batas harga minyak Rusia menjadi US$47,60 per barel, atau 15% di bawah harga pasar. Aturan ini akan membatasi akses Rusia ke layanan Barat, termasuk asuransi dan pengapalan, jika harga jual melebihi batas tersebut.

Selanjutnya: Bank Raya Bekerjasama dengan SRC Terkait Pembiayaan Usaha Melalui Pinjaman Produktif

Menarik Dibaca: Ini Manfaat Skin Fasting dan Cara Melakukannya dengan Benar




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×