kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.315   -55,00   -0,34%
  • IDX 7.543   39,29   0,52%
  • KOMPAS100 1.065   9,10   0,86%
  • LQ45 798   8,56   1,08%
  • ISSI 256   2,07   0,82%
  • IDX30 412   0,85   0,21%
  • IDXHIDIV20 471   1,77   0,38%
  • IDX80 120   1,22   1,03%
  • IDXV30 123   0,66   0,54%
  • IDXQ30 132   0,41   0,31%

Rupee Diprediksi Stabil Meski Trump Tambah Tarif Impor Barang India


Kamis, 07 Agustus 2025 / 09:55 WIB
Rupee Diprediksi Stabil Meski Trump Tambah Tarif Impor Barang India
ILUSTRASI. Nilai tukar rupee India diperkirakan akan dibuka stabil pada perdagangan Kamis (7/8/2025), meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengetatkan kebijakan perdagangan dengan mengenakan tarif tambahan terhadap barang impor asal India. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Nilai tukar rupee India diperkirakan akan dibuka stabil pada perdagangan Kamis (7/8/2025), meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengetatkan kebijakan perdagangan dengan mengenakan tarif tambahan terhadap barang impor asal India.

Mengutip proyeksi non-deliverable forward (NDF) 1 bulan, rupee diprediksi bergerak di kisaran 87,70–87,75 per dolar AS, nyaris tidak berubah dari penutupan Rabu (6/8) di level 87,7325.

Baca Juga: Trump Naikkan Tarif Impor Barang India 25%, Hubungan Dagang AS-India Memanas

Pasar saham India juga menunjukkan reaksi minim. Indeks GIFT Nifty futures mengindikasikan pembukaan yang cenderung datar.

Pada Rabu waktu setempat, Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 25% terhadap berbagai produk India, dengan alasan hubungan energi India yang masih erat dengan Rusia.

Tarif baru ini mulai berlaku 28 Agustus 2025 dan bisa membuat bea masuk pada beberapa komoditas ekspor India naik hingga 50%—salah satu yang tertinggi untuk mitra dagang AS.

Baca Juga: Hubungan dengan AS Memanas, PM India Bakal Kunjungi China Setelah 7 Tahun

Pasar Sudah Antisipasi

"Kami sudah memperkirakan tarif tambahan akan datang, terutama setelah berbagai sinyal dari Trump belakangan ini," ujar seorang trader valuta asing dari bank swasta India.

Menurutnya, baik rupee maupun pasar saham India telah "memasukkan" risiko tarif tersebut ke dalam harga, sehingga reaksi pasar cenderung tenang.

Ia juga menyebut respons rupee yang terkendali kemungkinan mencerminkan tekad Reserve Bank of India (RBI) untuk menjaga agar nilai tukar tidak menembus rekor terlemah di level 87,95 per dolar AS.

Pada Selasa lalu, bank sentral India diduga melakukan intervensi lewat bank-bank milik negara untuk menstabilkan nilai tukar saat rupee mendekati level kritis tersebut.

Baca Juga: Bank Sentral India Tahan Suku Bunga Acuan di Tengah Ancaman Tarif Trump

Risiko Geopolitik Meningkat

Hubungan dagang India-AS kini memasuki fase yang lebih genting, diwarnai saling balas tarif dan ketegangan akibat kerja sama energi India dengan Rusia. Kondisi ini meningkatkan risiko volatilitas di pasar keuangan India.

Dalam catatannya, Barclays Bank menyebut tarif tambahan dari AS bukan hal yang mengejutkan, terutama mengingat ancaman sebelumnya dari Presiden Trump.

Namun, jika diterapkan sepenuhnya, langkah ini bisa "secara nyata merusak prospek pertumbuhan ekonomi India".

Baca Juga: Rusia Geram, Sebut Ancaman Tarif Trump atas India Merupakan Aksi Ilegal

Meski demikian, Barclays menilai pengumuman ini lebih merupakan taktik negosiasi ketimbang kebijakan final.

Citi Research juga mencatat bahwa masa tenggang 21 hari sebelum tarif berlaku penuh masih memberi ruang bagi kedua negara untuk melakukan negosiasi dan kemungkinan mengurangi besaran tarif akhir.

Selanjutnya: Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan KPK

Menarik Dibaca: Harga iPhone 11 Pro Max Agustus 2025, Baterainya Awet Banget! Ini Dia Ulasannya




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×