Sumber: BBC | Editor: Umar Idris
CHINA. Untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, industri manufaktur China mengalami ekspansi. Ini merupakan pertanda baik bahwa negeri panda ini akan pulih dari pertumbuhan yang lambat sepanjang tiga tahun terakhir. Perekonomian China saat ini sedang terpuruk akibat jatuhnya permintaan ekspor di pasar-pasar utama.
Data pemerintah menunjukkan, Indeks Pembelian Manajer atau Purchasing Managers' Index (PMI) meningkat dari 49.8 pada September menjadi 50.2 pada Oktober. Angka positif ini muncul seminggu setelah pergantian pemimpin yang dilakukan sekali dalam kurun waktu satu dekade.
Sebelumnya, para pengambil kebijakan telah mengambil langkah untuk memompa laju pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan belanja infrastruktur dan melakukan pelonggaran moneter (monetary easing). Analis menilai, langkah-langkah tersebut mulai memberi pengaruh positif pada perekonomian.
"Kembalinya angka PMI di atas 50 menunjukkan sedang terjadi momentum ekonomi yang positif bagi China," kata Zhiwei Zhang dari Nomura. "Data ini menunjukkan dampak pelonggaran kebijakan lebih kuat dari yang diharapkan," ucap Zhiwei.
Hasil survei manufaktur yang dilakukan oleh HSBC juga menunjukkan adanya perkembangan yang baik meskipun masih berada di wilayah negatif. Indeks Pembelian Manajer HSBC menunjukkan angka 49.5 pada bulan Oktober. Hasil ini sedikit bertambah dari 49.7 di bulan September.
"PMI final Oktober naik ke posisi tertinggi dalam delapan bulan, mengindikasikan aktifitas industri China terus mengikuti pick-up bulan lalu," kata Qu Hongbin, Kepala Ekonom China HSBC dalam sebuah pernyataannya.
Indeks Manufaktur menunjukkan pertanda ekspansi bila angkanya di atas 50. Di bawah itu, industri manufaktur masih stagnan.
Secara keseluruhan, ekonomi China tumbuh sebesar 7,4% pada periode Juli-September, periode terlambat dalam tiga tahun terakhir. Di tengah kemerosotan tersebut, aktifitas manufaktur mulai mendapatkan kontrak baru di bulan Agustus dan September.