Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - SILKYARA - Pada hari Senin, penyelamat membawa "rat miners" atau penambang tradisional, yang di Indonesia dikenal dengan sebutan gurandil, untuk menyelamatkan 41 Pekerja yang Terjebak di Terowongan Himalaya.
Para gurandil ini akan melakukan pengeboran melalui lubang yang sempit untuk membantu mengevakuasi 41 pekerja konstruksi yang terjebak di sebuah terowongan di pegunungan Himalaya India selama lebih dari dua minggu.
Pekerja yang terjebak di terowongan tersebut akibat mesin berdaya tinggi yang mereka operasikan mengalami kegagalan.
Para pekerja berupah rendah dari negara bagian termiskin di India itu telah terjebak di terowongan sepanjang 4,5 km (3 mil) di negara bagian Uttarakhand sejak runtuh sejak 12 November 2023.
Baca Juga: Kolaborasi Pelindo Membangun Pelabuhan Terintegrasi Kawasan Industri
Para pekerja yang terjebak di terowongan telah menerima makanan, air, cahaya, oksigen, dan obat-obatan melalui pipa, tetapi upaya untuk menggali terowongan untuk mengevakuasi mereka telah mengalami sejumlah kendala dengan mesin.
Upaya untuk mengebor terowongan secara horizontal melalui reruntuhan yang menjebak para pekerja telah dihantui oleh kerusakan mesin.
Karena itu para penyelamat akan menggunakan pengeboran manual dengan mengerahkan para gurandil setelah membersihkan peralatan rusak di dalam pipa evakuasi yang sempit.
Pengeboran dari dalam pipa, yang berdiameter 900 milimeter (3 kaki), akan dilakukan oleh tim enam orang gurandil atau "rat miners" dari India bagian tengah. Seorang pejabat menjelaskan para gurandil ini sebagai "pekerja terampil."
Baca Juga: Riset Dell Technologies:17% Organisasi di Asia Pasifik &Jepang (APJ) Telah Berinovasi
"Sepertiga dari kami akan masuk ke dalam terowongan, satu orang akan melakukan pengeboran, yang lain akan mengumpulkan kerikil, dan yang ketiga akan mendorong kerikil melalui kereta dorong," kata Rakesh Rajput, salah satu penambang tradisional alias gurandil ini kepada kantor berita Reuters.
"Kami telah melakukannya selama lebih dari 10 tahun dan ada cukup ruang bagi kami. Ke-41 pria itu juga pekerja, dan kami semua ingin membawa mereka keluar," katanya.
Upayakan Evakuasi
Pemerintah dan agensi swasta yang terlibat dalam penyelamatan pekerja yang terjebak di terowoongan telah mengejar opsi lain.
Pada hari Minggu, mereka membuka rute lain ke para pekerja, dengan tujuan mengebor sumur lurus dari puncak gunung di atas.
Pada hari Senin sore, mereka telah mengebor sejauh 31 meter (102 kaki) dari 86 meter (282 kaki), kata pejabat, menambahkan bahwa fokus tetap pada rute horizontal.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Ketegangan China - AS Berdampak Besar ke Pasar Dunia
"Pekerja terampil akan melakukan pengeboran manual," kata Harpal Singh, mantan kepala Border Roads Organisation yang dijalankan negara. "Ini adalah cara yang pasti untuk membuat kemajuan dalam penyelamatan."
Namun tantangan proses penyelamatan saat ini adalah untuk menghadapi cuaca buruk disekitar lokasi terowongan. Badai petir, hujan es, dan suhu lebih rendah dengan minimum 9 derajat Celsius (48,2 derajat Fahrenheit) diprediksi menerpa wilayah pegunungan.
Namun, "Mereka dilatih untuk bekerja dalam setiap situasi, jadi itu bukan kekhawatiran bagi kami," kata Mahmood Ahmad, direktur utama perusahaan NHIDCL, yang sedang membangun terowongan tersebut.
Sekretaris Utama Perdana Menteri Narendra Modi, P.K. Mishra, mengunjungi situs terowongan tersebut dan berbicara dengan para pekerja terjebak melalui saluran komunikasi.
Dia memberi tahu mereka bahwa "semua orang sedang berusaha untuk membawa kalian semua keluar secepat mungkin."
Terowongan ini adalah bagian dari proyek jalan tol Char Dham, salah satu proyek paling ambisius Modi, yang bertujuan untuk menghubungkan empat situs ziarah Hindu melalui 890 km jalan raya.
Pihak berwenang belum menyebutkan apa yang menyebabkan runtuhnya terowongan yang menjebak para pekerja saat mereka mendekati akhir shift malam mereka. Tetapi wilayah tersebut rentan terhadap tanah longsor, gempa bumi, dan bencana banjir.