Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. India melaporkan kenaikan yang lebih kecil dalam kasus COVID-19 harian untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Minggu, tetapi jumlah kematian dalam 24 jam lebih tinggi dari 4.000, menjadikan jumlah kematian di negara itu menjadi 270.000.
Kematian tumbuh 4.077, sementara infeksi naik 311.170 yang merupakan kenaikan terkecil dalam kasus harian dalam lebih dari tiga minggu, data kementerian kesehatan menunjukkan pada hari Minggu. Total infeksi telah meningkat lebih dari 2 juta minggu ini dan kematian hampir 28.000.
Gelombang infeksi kedua besar di India dimulai pada Februari, membuat rumah sakit dan pekerja medis di bawah tekanan. Kasus terus menurun di negara bagian yang dilanda gelombang awal infeksi, seperti negara bagian terkaya di Maharashtra dan negara bagian utara Delhi, setelah mereka memberlakukan penguncian yang ketat.
Baca Juga: Singapura berlakukan lockdown sebulan mulai esok
Pejabat kesehatan federal mengatakan pada hari Sabtu bahwa tingkat keseluruhan kasus positif per tes telah turun menjadi 19,8% minggu ini dari 21,9% minggu lalu, memicu harapan bahwa infeksi harian mulai stabil.
Tapi lonjakan terlihat di negara bagian seperti Tamil Nadu di selatan dan daerah pedesaan. Perdana Menteri Narendra Modi pada hari Sabtu meminta para pejabat untuk memperkuat sumber daya perawatan kesehatan di daerah pedesaan dan meningkatkan pengawasan ketika virus menyebar dengan cepat di daerah-daerah tersebut setelah melanda kota-kota.
Mayat korban COVID-19 telah ditemukan dibuang di beberapa sungai India, menurut surat pemerintah negara bagian yang dilihat oleh Reuters, dalam pengakuan resmi pertama dari praktik yang mengkhawatirkan tersebut.
Negara penghasil vaksin terbesar di dunia telah memvaksinasi penuh lebih dari 40,4 juta, atau hanya 2,9%, dari 1,35 miliar penduduknya pada hari Minggu, menurut data dari portal Co-WIN pemerintah. India akan memiliki 516 juta dosis vaksin COVID-19 pada Juli, kata Menteri Kesehatan Harsh Vardhan pada hari Sabtu. Penghitungan infeksi di negara Asia Selatan itu mencapai 24,68 juta.