Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, berhasil mengingat komitmen kerja sama sektor pangan dengan India di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, hari Rabu (23/10).
Menlu Sugiono melakukan pertemuan bilateral singkat dengan sejawatnya dari India, S. Jaishankar, untuk membahas kerja sama di lingkup regional hingga global.
Pertemuan ini juga bertepatan dengan momen 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan India.
Terkait urusan pangan, Menlu Sugiono menegaskan bahwa India adalah mitra penting bagi ketahanan pangan Indonesia. Menlu menyambut baik keputusan India yang telah mencabut larangan ekspor beras putih non-basmati.
Baca Juga: 10 Tahun Jadi Menlu, Retno Marsudi: Ujiannya Banyak
Pencabutan larangan itu berhasil membuka peluang peningkatan perdagangan bilateral antara Indonesia dan India untuk komoditas beras yang akan mendukung ketahanan pangan Indonesia.
Tidak hanya soal pangan, kedua menteri luar negeri juga bertukar pandangan dan menjajaki berbagai kerja sama bilateral, termasuk program makan siang bergizi, perumahan, farmasi, industri kreatif, pertahanan, hingga pendidikan.
Untuk menutup pertemuan, Menlu Sugiono mengundang sejawatnya untuk menghadiri pertemuan Joint Commission Meeting Indonesia-India yang ke-8 di Jakarta.
Baca Juga: Menlu Sugiono: Isu Palestina Ada di Garis Depan Diplomasi Indonesia
Tonton: IMF Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan di Kisaran 5,1% Kurun Waktu 2025- 2029
Pada pertemuan itu, kedua negara akan membahas penguatan kerja sama di sektor ekonomi, industri pertahanan, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan.
KTT BRICS Plus di Kazan menjadi agenda luar negeri pertama bagi Menlu Sugiono
Selain India, Menlu RI juga telah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Thailand, Malaysia, New Development Bank (NDB), serta Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah diundang menghadiri forum BRICS. Tahun ini, Indonesia kembali diundang untuk menghadiri pertemuan BRICS Plus.