kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Argentina Tembus 100% untuk Pertama Kalinya Sejak 1991


Kamis, 16 Maret 2023 / 05:21 WIB
Inflasi Argentina Tembus 100% untuk Pertama Kalinya Sejak 1991
ILUSTRASI. Tingkat inflasi tahunan Argentina menembus angka 100% pada Februari 2023. REUTERS/Mariana Nedelcu


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SAN FERNANDO. Tingkat inflasi tahunan Argentina menembus angka 100% pada Februari 2023. Hal tersebut diumumkan oleh badan statistik negara itu pada Selasa (14/3/2023). 

Melansir Reuters, ini pertama kalinya tingkat inflasi Argentina mencapai 100% sejak periode hiperinflasi pada 1991, lebih dari tiga dekade lalu.

Data pemerintah menunjukkan, tingkat inflasi selama 12 bulan mencapai 102,5% pada bulan kedua tahun ini. Adapun kenaikan bulanan 6,6%, lebih tinggi dari perkiraan pada Indeks Harga Konsumen (CPI), dan inflasi 13,1% year-to-date.

Di pasar, toko, dan rumah di Argentina, dampak kenaikan harga sangat terasa karena salah satu efek tingkat inflasi tertinggi di dunia adalah menguras isi dompet orang.

"Tidak ada yang tersisa, tidak ada uang, orang tidak punya apa-apa, jadi bagaimana mereka membeli?" kata pensiunan di Argentina Irene Devita, 74 tahun, saat dia memeriksa label harga bahan makanan di pameran pasar di San Fernando di pinggiran Buenos Aires.

Dengan inflasi yang begitu tinggi, harga berubah hampir setiap minggu.

Baca Juga: Selangkah Lagi, 52 Negara Menuju Tekanan Utang dan Berpotensi Gagal Bayar

"Suatu hari saya datang dan meminta tiga jeruk keprok, dua jeruk, dua pisang, dan setengah kilo tomat. Ketika dia memberi tahu saya harganya 650 peso (US$ 3,22), saya mengatakan kepadanya mengambil semuanya dan meninggalkan hanya tomat karena saya tidak tidak punya cukup uang, "kata Devita.

Pemerintah telah mencoba untuk menjinakkan kenaikan harga, namun sia-sia. Inflasi kali ini menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang, tabungan tergerus, hingga pertumbuhan ekonomi negara tersendat. Alhasil, peluang partai yang berkuasa untuk mempertahankan kekuasaan dalam pemilihan umum akhir tahun ini juga semakin kecil.

Di jalanan, inflasi adalah satu-satunya hal yang dibicarakan banyak orang. Ini memicu frustrasi dan kemarahan karena gaji yang diterima masyarakat sering tak cukup untuk membeli barang, meskipun ada skema pemerintah untuk membatasi harga dan membatasi ekspor biji-bijian untuk meningkatkan pasokan domestik.

Baca Juga: Inflasi Tinggi & Sewa Rumah Melonjak, Ribuan Warga Portugal Gelar Unjuk Rasa

Patricia Quiroga, 50 tahun, mengatakan dirinya tidak mungkin menanggung beban inflasi sebesar 100% saat dia mengantri untuk berbelanja.

"Saya lelah, lelah, lelah dengan semua ini, para politisi yang berjuang sementara rakyat mati kelaparan," katanya kepada Reuters. "Ini tidak bisa dilanjutkan lagi."




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×