kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Jepang Tembus Level Tertinggi Dalam 41 Tahun


Jumat, 24 Februari 2023 / 14:11 WIB
Inflasi Jepang Tembus Level Tertinggi Dalam 41 Tahun
ILUSTRASI. Inflasi Jepang pada bulan Januari 2023 menembus rekor tertinggi dalam 41 tahun. Inflasi sebagian besar didorong mahalnya harga energi yang membuat warga Jepang harus membayar tagihan lebih.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Inflasi Jepang pada bulan Januari 2023 menembus rekor tertinggi dalam 41 tahun. Inflasi sebagian besar didorong mahalnya harga energi yang membuat warga Jepang harus membayar tagihan lebih.

Inflasi Jepang di bulan lalu tercatat 4,2%, naik dari 4% di bulan Desember 2022. Data ini memberikan tekanan pada Bank of Japan (BOJ) untuk menghentikan program stimulus besar-besaran.

Dikutip dari Reuters, data tersebut menggarisbawahi dilema yang dihadapi para pembuat kebijakan karena melonjaknya harga bahan bakar dan kebutuhan sehari-hari memukul rumah tangga. Sementara, banyak dari mereka tidak mendapatkan kenaikan upah yang cukup untuk menutupi biaya hidup yang lebih tinggi.

Kenaikan inflasi Jepang bulan Januari ini merupakan yang tercepat sejak September 1981, ketika krisis minyak Timur Tengah membuat biaya bahan bakar melonjak, memukul perekonomian Jepang yang bergantung pada impor.

Baca Juga: Bahas Sanksi ke Rusia, Menteri Keuangan Negara G7 akan Gelar Pertemuan

Data juga menunjukkan bahwa inflasi konsumen inti kini telah melampaui target Bank of Japan sebesar 2%. Sebagian besar mencerminkan berlanjutnya kenaikan biaya bahan bakar dan bahan mentah.

Yoshimasa Maruyama, kepala ekonom di SMBC Nikko Securities, mengatakan, inflasi Jepang mungkin mencapai puncaknya pada bulan Januari. Namun, tetapi mungkin tidak turun kembali di bawah target BOJ 2 % untuk beberapa waktu.

"Tapi ada pertanyaan tentang apakah kenaikan inflasi berkelanjutan, karena sebagian besar masih didorong oleh biaya makanan dan bahan bakar," katanya.




TERBARU

[X]
×