kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.778   17,00   0,11%
  • IDX 7.467   -12,81   -0,17%
  • KOMPAS100 1.154   -0,21   -0,02%
  • LQ45 915   1,11   0,12%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 472   1,27   0,27%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,15   0,11%
  • IDXV30 140   1,01   0,73%
  • IDXQ30 157   0,31   0,20%

Inflasi Inti Singapura Naik 5% pada Maret, Sedikit Lebih Rendah Daripada Prediksi


Senin, 24 April 2023 / 14:26 WIB
Inflasi Inti Singapura Naik 5% pada Maret, Sedikit Lebih Rendah Daripada Prediksi
ILUSTRASI. Inflasi inti Singapura naik 5% pada bulan Maret, sedikit lebih rendah dari perkiraan.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pengukur harga konsumen utama Singapura naik 5% pada bulan Maret, sedikit lebih rendah dari perkiraan.

Data resmi pemerintah Singapura yang dirilis Senin (24/4) menunjukkan, laju inflasi inti, yang tidak termasuk transportasi jalan raya dan biaya akomodasi, naik 5% secara tahunan (YoY) di bulan Maret. Laju inflasi ini lebih rendah dari kenaikan 5,5% di bulan Februari. Jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom memperkirakan kenaikan inflasi 5,1% di bulan Maret.

Laju inflasi Singapura tersebut didorong oleh inflasi yang lebih rendah untuk jasa, makanan, ritel dan barang lainnya, menurut pernyataan bersama oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan.

Baca Juga: Tantang Pengaruh AS, China Bakal Gelar Latihan Militer Bersama Singapura

Inflasi utama naik 5,5% YoY di bulan Maret, dibandingkan dengan kenaikan 5,6% yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.

Lee Ju Ye, seorang ekonom di Maybank Investment Banking Group mengatakan, perlambatan tersebut disebabkan oleh konflik di Ukraina tahun lalu dan dampaknya terhadap harga pangan dan energi.

"Biaya akomodasi tampaknya memuncak sementara biaya makanan dan transportasi pribadi kemungkinan akan terus berkurang dari tahun lalu," kata dia.

"Kami memperkirakan inflasi utama dan inti akan mereda secara bertahap dan tidak memperkirakan MAS akan bergerak lebih jauh di bulan Oktober," ungkap Lee.

Baca Juga: Bukan dari Indonesia, Ini Sejarah Khong Guan, Biskuit Khas Lebaran

MAS membiarkan pengaturan kebijakan moneternya tidak berubah dalam ulasan awal April lalu. Kebijakan otoritas moneter mencerminkan kekhawatiran prospek pertumbuhan dan mengejutkan para ekonom yang memperkirakan putaran pengetatan lanjutan karena inflasi yang tinggi.

Lee juga mengatakan inflasi inti akan tetap tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Tetapi laju inflasi akan semakin mereda pada paruh kedua tahun 2023 dan mengakhiri tahun secara signifikan lebih rendah.

Bank sentral mengatakan inflasi inti diperkirakan rata-rata 3,5% hingga 4,5%. Inflasi utama diperkirakan akan lebih tinggi pada 5,5% hingga 6,5% tahun ini.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×