Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gedung Putih resmi meluncurkan akun TikTok pada Selasa (19/8), memanfaatkan basis pengguna aplikasi video pendek yang mencapai lebih dari 170 juta orang di Amerika Serikat untuk menyebarkan pesan Presiden Donald Trump.
Video perdana akun @whitehouse menampilkan cuplikan Trump dengan deklarasi, “I am your voice.” Sementara keterangan video berbunyi, “America we are BACK! What’s up TikTok?”
Baca Juga: Trump: AS Akan Mulai Pembicaraan dengan China Terkait TikTok Pekan Depan
Trump, yang kembali terpilih setelah mengalahkan kandidat Demokrat Kamala Harris pada pemilu November 2024, mengakui TikTok membantunya meraih dukungan luas dari pemilih muda.
Akun kampanye pribadinya, @realdonaldtrump, kini memiliki lebih dari 15 juta pengikut.
Namun, langkah ini kembali menyalakan perdebatan di Washington. Sejumlah anggota parlemen menyoroti risiko data pengguna TikTok di AS jatuh ke tangan pemerintah China.
TikTok masih dimiliki induk perusahaan asal China, ByteDance, meski Trump tengah mengupayakan kesepakatan penjualan ke investor AS.
Laporan intelijen sebelumnya memperingatkan bahwa TikTok dapat dimanfaatkan untuk memengaruhi opini publik Amerika.
Baca Juga: Awal Pekan Depan, Trump Akan Bicara dengan China soal Penjualan TikTok di AS
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan, pemerintahan Trump berkomitmen menyampaikan capaian historis presiden melalui berbagai platform.
“Pesan Presiden Trump mendominasi TikTok selama kampanye, dan kami bersemangat melanjutkan kesuksesan itu dengan cara yang belum pernah dilakukan pemerintahan sebelumnya,” ujarnya.
Polemik Tenggat Divestasi ByteDance
Undang-undang yang disahkan pada 2024 mewajibkan TikTok menghentikan operasi di AS per 19 Januari 2025, kecuali ByteDance telah melepas asetnya atau menunjukkan kemajuan signifikan menuju penjualan.
Namun, Trump yang mulai menjabat periode kedua pada 20 Januari memilih tidak menegakkan aturan tersebut.
Baca Juga: Trump Beberkan Kabar Terbaru Soal Masa Depan TikTok di AS, Apa Itu?
Ia beberapa kali memperpanjang tenggat mulai dari April, lalu Juni 19, hingga kini 17 September.
Langkah itu menuai kritik dari sejumlah legislator yang menilai Gedung Putih mengabaikan kekhawatiran keamanan nasional terkait kendali China atas TikTok.