Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Lip-Bu Tan, CEO Intel, dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih pada Senin, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sumber terkait.
Kunjungan ini dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu menyerukan pemecatan Tan. Reuters belum dapat memverifikasi laporan tersebut. Intel dan Gedung Putih juga belum memberikan komentar.
Menurut WSJ, Tan diperkirakan akan mengadakan pembicaraan mendalam dengan Trump, menjelaskan latar belakang pribadi dan profesionalnya, serta menawarkan rencana kerja sama antara Intel dan pemerintah AS.
Baca Juga: Staf Trump Bongkar Peran Besar Elon Musk di Gedung Putih Usai Tinggalkan DOGE!
Ia disebut berupaya meyakinkan Trump tentang komitmennya kepada AS dan menegaskan pentingnya mempertahankan kemampuan manufaktur Intel sebagai isu keamanan nasional.
Pekan lalu, Trump menuntut pengunduran diri Tan, menyebutnya “sangat berkonflik” karena hubungan dengan perusahaan-perusahaan China, serta meragukan rencananya untuk membangkitkan kembali Intel.
Tan menyatakan sejalan dengan komitmen presiden dalam memperkuat keamanan nasional dan ekonomi AS.
Langkah Trump ini merupakan kasus langka di mana seorang presiden AS secara terbuka menyerukan pemecatan CEO, memicu perdebatan di kalangan investor.
Baca Juga: Zelenskiy-Donald Trump Bertikai di Gedung Putih, Begini Reaksi Para Pemimpin Dunia
Pada April, Reuters melaporkan bahwa Tan telah menginvestasikan sedikitnya US$ 200 juta pada ratusan perusahaan manufaktur dan cip canggih di China, beberapa di antaranya terkait militer negara tersebut.
Tan, eksekutif Tionghoa-Amerika kelahiran Malaysia, sebelumnya menjabat CEO Cadence Design Systems periode 2008–Desember 2021.
Selama masa kepemimpinannya, perusahaan itu menjual produk ke universitas militer Chinayang diduga terlibat dalam simulasi ledakan nuklir.
Baca Juga: Trump Desak CEO Intel Lip-Bu Tan Mundur, Dinilai Sarat Konflik dengan China
Bulan lalu, Cadence mengaku bersalah dan sepakat membayar lebih dari US$ 140 juta untuk menyelesaikan tuntutan AS atas penjualan tersebut.