Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang seharusnya berfokus pada pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia, berubah menjadi ketegangan yang memanas.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih pada 28 Februari, keduanya terlibat dalam perdebatan sengit yang akhirnya berujung pada pengusiran Zelenskyy dari Oval Office.
Ketegangan dalam Pertemuan
Mengutip Unilad, Zelenskyy bertemu dengan Trump dan Wakil Presiden JD Vance untuk membahas situasi perang yang masih berlangsung. Namun, diskusi tersebut berubah menjadi perdebatan terbuka di hadapan media. Trump dikabarkan meminta Zelenskyy untuk meninggalkan Gedung Putih setelah keduanya saling melontarkan argumen yang semakin memanas.
Vance menilai bahwa Zelenskyy bersikap tidak menghormati dan seharusnya berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Amerika Serikat dalam upaya perang Ukraina melawan Rusia. Sebagai tanggapan, Zelenskyy menantang Vance dengan bertanya, "Apakah Anda pernah ke Ukraina? Pernah melihat masalah yang kami hadapi? Datanglah sekali saja."
Baca Juga: Kebijakan Trump Gegerkan AS! 443 Gedung Pemerintah Dilego, Termasuk Markas FBI
Zelenskyy kemudian menambahkan bahwa dalam masa perang, setiap negara memiliki permasalahan sendiri. Ia menegaskan bahwa hanya karena pihak lain tidak merasakan dampaknya saat ini, bukan berarti mereka tidak akan mengalaminya di masa mendatang.
Trump dengan tegas membalas, menyatakan bahwa ia sedang mencoba mencari solusi atas konflik ini dan menegaskan bahwa Zelenskyy "tidak dalam posisi" untuk menentukan apa yang akan dirasakan oleh pihak lain.
Trump Usir Zelenskyy dari Gedung Putih
Sebuah mikrofon yang masih aktif dikabarkan menangkap perintah Trump kepada stafnya sebelum mengusir Zelenskyy dari ruangan. Trump meminta ajudannya untuk membawa delegasi Ukraina ke Ruang Roosevelt, yang berlokasi tidak jauh dari Oval Office. Di sana, tim Zelenskyy diberitahu bahwa Trump menginginkan mereka untuk meninggalkan Gedung Putih.
Saat berbicara dengan seorang ajudannya setelah media meninggalkan ruangan, Trump terdengar berkata, “Kau benar, mungkin kita harus [tidak terdengar jelas]. Ayo lakukan sesuatu... Bawa mereka ke Ruang Roosevelt.”
Dampak Langsung: Bantuan Militer ke Ukraina Dihentikan
Tak lama setelah pertemuan ini, pemerintahan Trump langsung mengambil langkah tegas dengan menghentikan seluruh bantuan militer ke Ukraina. Trump secara terbuka menyerukan penghentian seluruh bantuan keuangan ke negara tersebut.
Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi keputusan ini dengan menyatakan, "Presiden telah dengan jelas menyatakan bahwa ia berfokus pada perdamaian. Kami membutuhkan mitra yang juga berkomitmen terhadap tujuan tersebut. Saat ini, kami menghentikan dan meninjau kembali bantuan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar berkontribusi terhadap solusi."
Baca Juga: Donald Trump Tutup Keran Bantuan Militer ke Ukraina, Begini Respons Rusia
Sementara itu, Zelenskyy juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dan menekankan bahwa Ukraina siap untuk segera bernegosiasi demi mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Dalam pernyataannya, Zelenskyy menegaskan, "Ukraina siap untuk duduk di meja perundingan sesegera mungkin guna mendekatkan perdamaian yang langgeng. Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari rakyat Ukraina. Saya dan tim saya siap bekerja di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump untuk mencapai perdamaian yang abadi."