kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ini Penyebab Donald Trump Usir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dari Gedung Putih


Rabu, 05 Maret 2025 / 13:23 WIB
Ini Penyebab Donald Trump Usir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dari Gedung Putih
ILUSTRASI. Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berubah menjadi ketegangan yang memanas. REUTERS/Brian Snyder


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang seharusnya berfokus pada pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia, berubah menjadi ketegangan yang memanas.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih pada 28 Februari, keduanya terlibat dalam perdebatan sengit yang akhirnya berujung pada pengusiran Zelenskyy dari Oval Office.

Ketegangan dalam Pertemuan

Mengutip Unilad, Zelenskyy bertemu dengan Trump dan Wakil Presiden JD Vance untuk membahas situasi perang yang masih berlangsung. Namun, diskusi tersebut berubah menjadi perdebatan terbuka di hadapan media. Trump dikabarkan meminta Zelenskyy untuk meninggalkan Gedung Putih setelah keduanya saling melontarkan argumen yang semakin memanas.

Vance menilai bahwa Zelenskyy bersikap tidak menghormati dan seharusnya berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Amerika Serikat dalam upaya perang Ukraina melawan Rusia. Sebagai tanggapan, Zelenskyy menantang Vance dengan bertanya, "Apakah Anda pernah ke Ukraina? Pernah melihat masalah yang kami hadapi? Datanglah sekali saja."

Baca Juga: Kebijakan Trump Gegerkan AS! 443 Gedung Pemerintah Dilego, Termasuk Markas FBI

Zelenskyy kemudian menambahkan bahwa dalam masa perang, setiap negara memiliki permasalahan sendiri. Ia menegaskan bahwa hanya karena pihak lain tidak merasakan dampaknya saat ini, bukan berarti mereka tidak akan mengalaminya di masa mendatang.

Trump dengan tegas membalas, menyatakan bahwa ia sedang mencoba mencari solusi atas konflik ini dan menegaskan bahwa Zelenskyy "tidak dalam posisi" untuk menentukan apa yang akan dirasakan oleh pihak lain.

Trump Usir Zelenskyy dari Gedung Putih

Sebuah mikrofon yang masih aktif dikabarkan menangkap perintah Trump kepada stafnya sebelum mengusir Zelenskyy dari ruangan. Trump meminta ajudannya untuk membawa delegasi Ukraina ke Ruang Roosevelt, yang berlokasi tidak jauh dari Oval Office. Di sana, tim Zelenskyy diberitahu bahwa Trump menginginkan mereka untuk meninggalkan Gedung Putih.

Saat berbicara dengan seorang ajudannya setelah media meninggalkan ruangan, Trump terdengar berkata, “Kau benar, mungkin kita harus [tidak terdengar jelas]. Ayo lakukan sesuatu... Bawa mereka ke Ruang Roosevelt.”

Dampak Langsung: Bantuan Militer ke Ukraina Dihentikan

Tak lama setelah pertemuan ini, pemerintahan Trump langsung mengambil langkah tegas dengan menghentikan seluruh bantuan militer ke Ukraina. Trump secara terbuka menyerukan penghentian seluruh bantuan keuangan ke negara tersebut.

Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi keputusan ini dengan menyatakan, "Presiden telah dengan jelas menyatakan bahwa ia berfokus pada perdamaian. Kami membutuhkan mitra yang juga berkomitmen terhadap tujuan tersebut. Saat ini, kami menghentikan dan meninjau kembali bantuan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar berkontribusi terhadap solusi."

Baca Juga: Donald Trump Tutup Keran Bantuan Militer ke Ukraina, Begini Respons Rusia

Sementara itu, Zelenskyy juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dan menekankan bahwa Ukraina siap untuk segera bernegosiasi demi mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Zelenskyy menegaskan, "Ukraina siap untuk duduk di meja perundingan sesegera mungkin guna mendekatkan perdamaian yang langgeng. Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari rakyat Ukraina. Saya dan tim saya siap bekerja di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump untuk mencapai perdamaian yang abadi."



TERBARU

[X]
×