kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.469   -25,00   -0,15%
  • IDX 7.682   53,57   0,70%
  • KOMPAS100 1.075   9,02   0,85%
  • LQ45 776   6,27   0,81%
  • ISSI 265   1,03   0,39%
  • IDX30 403   2,94   0,73%
  • IDXHIDIV20 470   2,22   0,47%
  • IDX80 118   0,60   0,51%
  • IDXV30 130   -0,33   -0,25%
  • IDXQ30 131   0,76   0,58%

Trump Kembali Serang Powell, Sebut The Fed Rugikan Industri Perumahan AS


Rabu, 20 Agustus 2025 / 08:52 WIB
Diperbarui Rabu, 20 Agustus 2025 / 08:54 WIB
Trump Kembali Serang Powell, Sebut The Fed Rugikan Industri Perumahan AS
ILUSTRASI. FILE PHOTO: U.S. President Donald Trump looks on as Jerome Powell, his nominee to become chairman of the U.S. Federal Reserve, speaks at the White House in Washington, U.S., November 2, 2017. REUTERS/Carlos Barria/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan kritik pedas kepada Ketua The Fed Jerome Powell.

Trump menuduh Powell telah merugikan industri perumahan "sangat parah" karena mempertahankan suku bunga tinggi, sehingga menyulitkan masyarakat memperoleh kredit pemilikan rumah (KPR).

Baca Juga: Dolar Melemah Selasa (19/8), Menanti Kejelasan dari KTT Ukraina dan Simposium The Fed

“Bisakah seseorang memberi tahu Jerome ‘Terlalu Lambat’ Powell bahwa ia sangat merugikan industri perumahan? Orang-orang tidak bisa mendapatkan KPR karena dia. Tidak ada inflasi, dan semua tanda menunjukkan perlunya pemangkasan besar suku bunga,” tulis Trump di platform Truth Social, Selasa (19/8/2025).

Komentar terbaru Trump ini muncul jelang pidato Powell di simposium bank sentral tahunan di Jackson Hole, Jumat mendatang.

Investor akan mencermati arah pandangan Powell terhadap ekonomi dan kemungkinan penurunan suku bunga acuan jangka pendek.

The Fed dijadwalkan menggelar rapat kebijakan berikutnya pada 16-17 September. Saat ini, para investor dan ekonom memperkirakan bank sentral hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, dengan potensi pemangkasan lanjutan yang serupa pada akhir tahun.

Baca Juga: Investor Tunggu Sinyal The Fed, Saham Emiten Emas PSAB Meroket Sementara ANTM Turun

Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan desakan Trump yang meminta pemangkasan beberapa persen.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan sempat mendorong pemangkasan hingga 50 basis poin pada September.

The Fed terakhir kali memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin pada September tahun lalu, menjelang pemilihan presiden.

Dua kali pemangkasan tambahan dilakukan setelah Trump kembali terpilih, namun sepanjang tahun ini suku bunga ditahan di kisaran 4,25%–4,50%.

Kekhawatiran inflasi yang berpotensi dipicu tarif impor Trump serta kondisi pasar tenaga kerja yang masih kuat menjadi alasan The Fed menahan diri.

Baca Juga: Rupiah Melemah Jelang Keputusan BI, Bursa Asia Bervariasi Menanti The Fed

Inflasi Masih Campuran

Data terbaru menunjukkan inflasi masih belum kembali ke target The Fed di 2%. Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,2% pada Juli, dengan inflasi tahunan stabil di 2,7%.

Sementara itu, inflasi inti (Core CPI) meningkat 3,1% secara tahunan. Indikator inflasi lain, Personal Consumption Expenditures (PCE) inti, diperkirakan naik 0,3% di bulan Juli sehingga inflasi tahunan mencapai 3%.

Kenaikan harga produsen dan impor juga menandakan adanya risiko dorongan harga lebih tinggi di level konsumen.

Sementara pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda pelemahan dengan penurunan penciptaan lapangan kerja bulanan, tingkat pengangguran tetap rendah di 4,2%.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Stabil Selasa (19/8) Pagi, Menunggu Sinyal The Fed di Jackson Hole

KPR Jadi Sorotan

Trump menyoroti dampak suku bunga tinggi terhadap pasar KPR. Suku bunga acuan The Fed memang mempengaruhi suku bunga jangka pendek, namun suku bunga hipotek lebih erat terkait imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun.

Meski belakangan suku bunga KPR 30 tahun sedikit menurun, levelnya masih bertahan di sekitar 6,7%, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum lonjakan inflasi pascapandemi dan kampanye kenaikan suku bunga The Fed sejak 2022.

Tingginya bunga kredit ditambah harga rumah yang terus melambung akibat minimnya pasokan menjadi beban berat bagi calon pembeli rumah di AS.

Selanjutnya: Promo J.CO Spesial Delivery Agustus 2025, 3 Minuman Baru Lebih Hemat

Menarik Dibaca: Sepeda Listrik juga Butuh Asuransi lo, Simak Alasannya




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×