Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINTRA, PORTUGAL. Ketua The Fed Jerome Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral AS akan “menunggu dan mengumpulkan lebih banyak data” terkait dampak kebijakan tarif terhadap inflasi sebelum memutuskan pemangkasan suku bunga.
Pernyataan ini sekaligus menepis desakan Presiden Donald Trump yang menuntut pemangkasan suku bunga secara cepat dan signifikan.
“Kami hanya sedang meluangkan waktu,” ujar Powell dalam konferensi bank sentral di Portugal, Selasa (1/7).
Baca Juga: Goldman Sachs Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga Tiga Kali di 2025
Pernyataan tersebut datang sehari setelah Trump mengirimkan surat tulisan tangan kepada Powell, yang menyindir bahwa bank sentral negara lain sudah menurunkan suku bunga jauh lebih agresif.
“Selama ekonomi AS tetap kuat, kami melihat pendekatan yang bijak adalah menunggu dan melihat bagaimana dampak kebijakan tarif itu terhadap inflasi,” lanjut Powell.
Saat ditanya soal kritik dan serangan verbal dari Presiden Trump, Powell mendapat tepuk tangan dari para peserta konferensi ketika menegaskan bahwa The Fed fokus “100%” pada mandatnya, mengendalikan inflasi dan memastikan lapangan kerja maksimal.
Pernyataan ini juga didukung rekan-rekan Powell dari European Central Bank (ECB), Bank of England, dan sejumlah bank sentral lainnya yang turut hadir dalam diskusi panel.
Baca Juga: Makin Panas, Donald Trump Punya Niat Dongkel Ketua The Fed Jerome Powell
Independensi bank sentral dari tekanan politik dianggap krusial untuk menjaga stabilitas inflasi dan kredibilitas kebijakan moneter.
Meskipun demikian, Powell menyebut mayoritas pejabat The Fed dalam proyeksi terbaru masih memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga acuan tahun ini.
Ia menambahkan bahwa tidak ada satu pun dari empat pertemuan tersisa yang dikesampingkan dari kemungkinan pengambilan keputusan.
“Semua tergantung pada data. Kami akan mengevaluasi secara pertemuan demi pertemuan,” kata Powell.
“Saya tidak akan mengatakan pertemuan tertentu akan ada keputusan, atau tidak akan ada. Semua tergantung bagaimana perkembangan data ke depan.”
Baca Juga: Donald Trump Ingin Dongkel Bos The Fed, Dolar AS Terjerembab
Pertemuan The Fed berikutnya dijadwalkan pada 29–30 Juli 2025.
Data ketenagakerjaan terbaru untuk bulan Juni akan dirilis pada Kamis mendatang, dan ekonom memperkirakan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja.
Data inflasi berikutnya dijadwalkan keluar dalam dua minggu ke depan. Adapun tenggat waktu penerapan tarif global yang lebih tinggi adalah 9 Juli.
Respons pasar terhadap pernyataan Powell menunjukkan dilema yang dihadapi The Fed: harus menavigasi antara risiko geopolitik yang meningkat dan data ekonomi yang bercampur.
Probabilitas pemangkasan suku bunga pada Juli sempat naik menjadi 25% setelah Powell tidak secara eksplisit menolaknya, namun kembali turun menjadi sekitar 20% setelah data lowongan kerja di AS dilaporkan lebih kuat dari perkiraan.