Sumber: Businessinsider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan sangat marah dengan pemerintah China terkait penanganan virus corona atau covid-19.
Pemerintah Inggris menuding China tidak transparan terkait korban virus corona di negaranya dan menduga kasus sebenarnya bisa 40 kali lebih besar daripada yang dilaporkan Beijing.
Baca Juga: Jalani karantina pasca positif corona, Boris Johnson tulis surat untuk warga Inggris
Mengutip Businessinsider, Minggu (29/3), pejabat pemerintah Inggris percaya China menyebarkan disinformasi tentang tingkat keparahan wabah covid-19 di negaranya, demikian laporan Mail on Sunday.
Surat kabar itu menuliskan bahwa para ilmuwan Inggris telah memperingatkan Johnson bahwa China bisa saja memperkecil jumlah kasus covid-19 dari kenyataan yang sebenarnya.
Mereka menduga jumlah kasus covid-19 di China bisa 15 sampai 40 kali lipat lebih besar dari yang dilaporkan. Seperti diketahui, pemerintah China melaporkan hanya 81.439 kasus covid-19 di Tiongkok.
Inggris menuding hal itu dilakukan China karena ingin memperluas kekuatan ekonominya dengan menawarkan bantuan ke negara-negara lain yang tengah berjuang memerangi covid-19.
Baca Juga: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson positif terinfeksi corona dan mengisolasi diri
Surat kabar itu mengutip tiga pejabat Inggris yang semuanya melaporkan kemarahan pemerintahan Johnson. Pemerintah Inggris diisukan akan melakukan perhitungan dengan China setelah kasus wabah ini berakhir.