kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inggris Resmi Jatuh ke Jurang Resesi


Jumat, 18 November 2022 / 07:45 WIB
Inggris Resmi Jatuh ke Jurang Resesi
ILUSTRASI. Inggris secara resmi jatuh ke dalam jurang resesi. REUTERS/Peter Nicholls


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris secara resmi jatuh ke dalam jurang resesi.

Dalam laporan keuangan yang suram, Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengatakan Kantor Pengurus Anggaran Inggris telah menilai bahwa ekonomi Inggris menyusut.

"Kantor Pengurus Anggaran Inggris menilai, Inggris, seperti negara-negara lain, sekarang dalam resesi", kata Hunt di hadapan House of Commons atau Parlemen Inggris, seperti yang dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (17/11/2022).

Sementara itu, mengutip news.com.au, Hunt juga bilang bahwa PDB Inggris diperkirakan turun 1,4% tahun depan, sebelum kembali ke pertumbuhan pada tahun 2024.

Dia menambahkan bahwa inflasi diperkirakan mencapai 9,1% tahun ini, dan turun menjadi 7,4% tahun depan.

Adapun angka pengangguran diperkirakan akan meningkat dari 3,6% menjadi 4,9% pada tahun 2024.

Pinjaman negara akan mencapai £ 177 miliar yang setara dengan 7,1% dari PDB.

Baca Juga: Ini Sektor yang Untung dan Rugi Apabila Terjadi Resesi di 2023

Menyampaikan Pernyataan Musim Gugur pada hari Kamis, dia mengatakan bahwa Inggris menghadapi hambatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Rencananya pemerintah akan mengatasi krisis biaya hidup dan membangun kembali ekonomi kita,” katanya.

Kebijakan barunya termasuk menurunkan ambang atas pajak, yang berarti orang yang berpenghasilan lebih dari £ 125.000 sekarang akan membayar pajak sebesar 45%.

Sebelumnya, tarif pajak tertinggi hanya berlaku bagi mereka yang berpenghasilan lebih dari £ 150.000.

Perusahaan energi yang mendapat untung di tengah krisis biaya hidup juga akan menghadapi pajak yang lebih tinggi atas keuntungan mereka, yakni sebesar 35%.

Hunt mengatakan pemerintah telah dipaksa untuk membuat "keputusan sulit" untuk mengatasi inflasi.

Baca Juga: KTT G20 Selesai, Erdogan dan Sunak Memuji Jokowi

“(Inflasi) mengikis tabungan, menyebabkan keresahan industri, dan memotong dana untuk layanan publik,” katanya.

Dia menambahkan, “Itu paling menyakitkan bagi kelompok termiskin dan menggerogoti kepercayaan yang menjadi dasar pembangunan masyarakat yang kuat.”

Hunt juga mengatakan bahwa Inggris sedang menghadapi krisis energi global, krisis inflasi global, dan krisis ekonomi global.

“Tetapi orang-orang Inggris itu tangguh, inventif, dan banyak akal. Kami telah menghadapi tantangan yang lebih besar sebelumnya. Kami tidak kebal terhadap guncangan global ini, tetapi dengan rencana untuk stabilitas, pertumbuhan, dan layanan publik ini, kami akan menghadapi badai,” paparnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×