Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Sanny Cicilia
BRUSEL. Inggris tidak akan membayar dana perpisahan dengan Uni Eropa sebesar € 100 miliar. Hal tersebut diungkapkan Menteri Sekretaris Brexit David Davis pada Rabu (3/5). Financial Times melaporkan Uni Eropa memang menuntut sejumlah uang sebagai kompensasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Surat kabar tersebut melaporkan, dana sebesar € 100 miliar merupakan hitungan kasar. Permintaan tersebut mencerminkan tuntutan dari Jerman dan Prancis sangat ketat. "Kami tidak akan membayar € 100 miliar. Yang harus kami lakukan adalah berdiskusi secara rinci tentang hak dan kewajiban," kata Davis kepada saluran Inggris ITV seperti dikutip Reuters. Dia mengatakan bahwa Inggris tidak akan menghiraukan tagihan Uni Eropa.
Hal sama diungkapkan Kanselir Inggris Philip Hammond. "Saya tidak mengenali poin ini. Benar-benar tidak mengenalinya," kata dia seperti dikutip Sky News. Menurut dia, Inggris sedang dihadapkan negosiasi sulit, rumit dan panjang. Ia tidak terkejut jika ada manuver untuk mencari keuntungan dalam negosiasi.
Financial Times melaporkan, permintaan negara anggota Uni Eropa dan juru runding bisa direvisi. Hal ini untuk memaksimalkan kewajiban Inggris termasuk pembayaran biaya administrasi dan biaya sewa pasca Brexit pada 2019 dan 2020.
Juru Runding Uni Eropa, Michael Barnier bilang, Inggris harus menghormati komitmen finansial sebagai negara anggota. "Komitmen finansial telah dibuat dan Inggris harus menghormati," ujar Barnier. Hal ini berdasarkan kesepakatan 27 negara bagian Uni Eropa.
Dia bilang, permintaan pembayaran tidak untuk menciptakan masalah namun untuk menyelesaikan masalah. Pasalnya, Brexit menyebabkan kekurangan dana Uni Eropa.