Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro
BEIJING. Di saat orang terbius dan hanya menjadi konsumen produk-produk telekomunikasi, seperti iPhone, Lei Jun, pria 43 tahun asal China ini justru berambisi mensejajarkan dirinya dengan Steve Jobs, pendiri Apple Inc. Dengan inovasi dan kerja keras, Lei berhasil membawa Xiaomi, perusahaan ponsel yang berdiri pada 2010, menjadi pemain pnsel pintar yang diperhitungkan di China. Forbes mencatat, pada Maret 2013, Lei memiliki kekayaan bersih US$ 1,75 miliar.
Ponsel sudah menjadi pasangan hidup orang dalam menjalankan segala aktivitas. Ke kantor, makan siang, tidur bahkan ke toilet semua orang menggenggam ponsel. Dewasa ini, ponsel tak hanya untuk percakapan maupun menulis pesan singkat, orang bisa berekspresi dan menginformasikan diri dan beragam aktivitas. Ponsel juga mengikuti perkembangan teknologi. Perangkat telekomunikasi yang serba canggih itu biasa disebut ponsel pintar (smartphone).
Siapa tak kenal iPhone? Ponsel cerdas keluaran Apple Inc ini dirancang mendiang Steve Jobs, sang pendiri. Banyak orang berburu iPhone dan keinginan itu kebanyakan datang dari kalangan konsumen. Namun berbeda dengan Lei Jun, seseorang yang ingin menjadi Steve Jobs. Tidak banyak pengusaha Amerika yang memiliki keberanian membandingkan dirinya dengan Steve Jobs, si penemu Apple. Kontras dengan Lei, pengusaha asal China, yang berani mengklaim dirinya sebagai Steve Jobs masa depan.
Di negara asalnya, Lei mendirikan sebuah perusahaan ponsel, Xiaomi Tech. Perusahaan ini memproduksi smartphone dengan sistem operasi Android yang disebut MI-One. Lei mengklaim MI-One adalah ponsel bertenaga tinggi berdasarkan pada prosesor dual-core dari Qualcomm, namun ponsel ini membanderol harga jauh lebih rendah dibandingkan banyak ponsel sejenis di China.
Murah dan bertenaga. Kombinasi dua hal yang menyenangkan ini telah menarik perhatian besar konsumen di Negeri Tembok Raksasa itu. Ketika ponsel MI-One mulai dijual pada musim gugur lalu, Xiaomi menerima preorder sebanyak 300.000 unit ponsel dalam tempo 34 jam. Kurang dari setahun setelah peluncuran produk tersebut, Xiaomi telah menjual lebih dari 3 juta unit MI-Ones. Ponsel ini cukup terkenal di China, bahkan namanya meroket untuk mengejar dominasi produk Apple, smartphone asal negeri Paman Sam.
Seperti halnya Jobs, Lei memiliki penggemar setia yang sebagian besar anak muda dan penggila gadget. Pria berusia 43 tahun ini terus berinovasi demi melayani kebutuhan para konsumen. Xiaomi menggelar sebuah konvensi tahunan untuk para penggemar agar bisa bertemu. Para maniak gadget bisa bernyanyi, bersorak, bermain dan berdoa bersama. Lei juga memiliki lebih dari 4 juta followers di China yang menghabiskan waktunya berjam-jam di MiTalk, aplikasi situs microblogging milik Xiaomi.
Forbes mencatat, Lei memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 1,75 miliar. Pada awal tahun Xiaomi beroperasi, yakni 2010, Lei memiliki kekayaan sebesar US$ 800 juta. Perkembangan bisnis Xiaomi begitu melesat. Pada 2011, pendapatan perusahaan ini melonjak menjadi US$ 1,5 miliar.
Di Xiaomi, Lei menguasai kepemilikan 30% saham, sesuai aturan di Bursa Efek Hong Kong. Sepak terjang Xiamo pun mengundang minat sejumlah investor. Selain Lei, investor korporasi menjadi pemegang saham Xiaomi, antara lain Morningside Group, Qiming Venture Partners, IDG, Temasek dan DST Yuri Milner Group.
Lei juga sangat yakin. bisnis Xiaomi akan terus menanjak dan disegani di China, bahkan dunia. Lei optimistis. lantaran dikelilingi oleh tim yang sangat kuat dengan keahlian mengemas produk yang unik. Perusahaan yang dipimpin oleh anak-anak muda ini ingin menyejajarkan MI-One dengan produk sekelas iPhone.
MI-One dijual di harga sekitar US$ 320 per unit di China, sedangkan iPhone 4S seharga US$ 790 per unit. "Jika Jobs telah tinggal di China, saya berpikir dia tidak akan berhasil," kata Lei, seperti dikutip Forbes.