kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.472   -20,01   -0,27%
  • KOMPAS100 1.157   -2,48   -0,21%
  • LQ45 917   -3,39   -0,37%
  • ISSI 226   0,21   0,09%
  • IDX30 472   -2,43   -0,51%
  • IDXHIDIV20 569   -3,32   -0,58%
  • IDX80 132   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 140   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 157   -0,81   -0,51%

Ini 5 budaya Jepang yang mengejutkan wisman


Senin, 23 Februari 2015 / 14:30 WIB
Ini 5 budaya Jepang yang mengejutkan wisman
ILUSTRASI. Promo 9.9 Gokana sediakan berbagai jenis paket: Paket Savetember 9.9, Kori Kohi, dan Buy 2 Get 1 free.


Sumber: Businessinsider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Jepang memiliki budaya unik yang sangat terpaku pada kode etika.

Ada cara spesifik memakan mi, tata cara menerima hadiah, dan sejumlah peraturan yang harus dilakukan sebagai tuan rumah.

Peraturan yang kompleks ini terkadang cukup mengejutkan bagi para wisatawan mancanegara yang bertandang ke Jepang.

Berikut sejumlah budaya yang berhasil dirangkum business insider:

1. Angka 4 selalu dihindari warga Jepang

Di Jepang, angka empat dihindari karena penyebutannya sangat mirip dengan kata kematian dalam bahasa lokal. Hal ini sama halnya dengan negara barat yang menetapkan angka 13 sebagai angka ketidakberuntungan. Anda juga harus menghindari memberi sesuatu kepada seseorang dalam jumlah empat karena akan dianggap tidak sopan.

Di sejumlah lift juga tidak akan terlihat angka empat. Bahkan pada kasus ekstrem, lantai 40-49 juga ditiadakan. Warga Jepang menganggap, angka 49 merupakan angka ketidakberuntingan dan jika diucapkan berarti menderita hingga mati.

Langkah untuk menghindari angka empat dinamakan tetraphobia.

2. Membuang ingus di pulik dianggap tidak sopan

Membuang ingus di depan publik tidak hanya tak sopan, tapi juga menjijikkan. Masyarakat Jepang baru akan membuang ingus mereka jika sudah berada di tempat yang pribadi. Jika Anda memang ingin membuang ingus, direkomendasikan untuk melakukannya dengan duam-diam.

3. Memberikan tip dianggap penghinaan

Memberikan tip dianggap sebagai tindakan yang tak sopan dan bahkan merendahkan. Memberikan tips bisa menjadi suatu hal yang membingungkan, dan banyak orang akan mengejar Anda untuk mengembalikan uang tersebut.

Jika seseorang sudah banyak membantu, disarankan Anda untuk memberikan hadiah ketimbang uang tip.

4. Makan sambil berjalan dianggap jorok

Meskipun di negara barat makan sambil berjalan merupakan hal yang biasa dan diterima masyarakat luas, namun tidak demikian halnya dengan warga Jepang. Banyak dari warga Jepang yang menilai tindakan tersebut sebagai sesuatu yang kasar dan tidak sopan. Misalnya saja makan di muka publik atau di kereta.

Meski demikian, ada sedikit pengecualian dari peraturan ini, termasuk fakta bahwa tidak masalah jika memakan ice cream cone di jalan.

5. Ada petugas tertentu yang akan mendorong Anda ke dalam kerumunan subway

Petugas yang dinamakan oshiya atau "pendorong" menggunakan seragam, sarung tangan putih, dan topi yang tugasnya mendorong penumpang ke dalam subway yang sudah penuh sesak selama rush hour. Mereka dibayar untuk memastikan tidak ada penumpang yang ketinggalan dan terjepit di pintu kereta.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×