Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup tahun 2022, pasar saham global tidak dalam kondisi terbaiknya. Ini terlihat dari pasar saham AS maupun China yang terkoreksi cukup dalam dan harapan pemulihan telah pupus.
Mengutip CNN, S&P 500 turun hampir 20% sepanjang tahun ini. Sementara, Indeks MSCI China telah turun 23% dan bersiap menghadapi tahun terburuk sejak tahun 2008.
Meski pasar secara keseluruhan kalah, masih ada saham yang terbilang jadi pemenang (top gainers) dengan kinerja terbaik di tahun ini. Sebagian besar saham berasal dari sektor energi dengan harga minyak dan gas yang tinggi pada tahun ini.
Di AS, sektor energi sejauh ini telah menghasilkan lebih dari 60% tahun ini sekaligus secara signifikan mengungguli setiap sektor S&P 500 lainnya. Tidak ada sektor lain yang memperoleh bahkan 5% year-to-date.
Baca Juga: OJK: IHSG Lesu Sepanjang 2022 Karena Ketidakpastian Ekonomi Global
Occidental Petroleum telah menjadi top gainers terbesar tahun ini di S&P 500, naik 122% tahun ini. Constellation Energy (CEGDX) berada di posisi kedua, naik 109% dan Hess (HES) berada di posisi ketiga dengan kenaikan 94%.
Di China, Cosco Shipping Energy Transportation Co. telah naik hingga 107% di tahun ini. Cabang transportasi minyak dan gas dari raksasa pengiriman milik negara China telah melonjak setelah kemudahan tarif pengiriman dari operator minyak mentah yang sangat besar dari posisi terendah di awal tahun.
Meskipun analis tetap optimistis pada sektor ini dalam jangka menengah karena kapasitas ekspansi dalam membangun kapal baru berada di jalur yang melambat dan sanksi Rusia mengarah ke rute yang lebih panjang, resesi global dapat mengurangi permintaan dan mengekang kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Sementara itu, perubahan sikap China yang memusingkan terhadap aturan Covid-19 telah memberikan dorongan bagi pembuat obat yang terkait dengan virus seperti Shijiazhuang Yiling Pharmaceutical Co, dan China Meheco Co., menjadikan mereka sebagai pemenang terbesar. Masing-masing naik 59% dan 127%.
Di sisi lain, ada juga beberapa saham yang mengikuti kinerja indeks yang terpuruk tahun ini. Sektor teknologi menjadi yang paling banyak dibicarakan karena telah terjun bebas dari puncak tertingginya yang didapat selama masa pandemi.
Teknologi besar mengalami tahun mimpi buruk pada tahun 2022 karena secara kolektif kehilangan hampir US$ 4 triliun nilai pasar pada tahun 2022 di AS.
Perusahaan solusi teknologi energi Generac Holdingsadalah saham dengan kinerja terburuk di S&P 500 sepanjang tahun ini, turun sekitar 74%. Di urutan kedua adalah perusahaan aplikasi kencan Match Group, yang turun 70%.
Saham Tesla juga turun sekitar 70%, menjadikan perusahaan teknologi otomotif itu sebagai pemain terburuk ketiga tahun ini.
Bahkan Apple, yang umumnya dianggap lebih tangguh daripada perusahaan teknologi lainnya, sahamnya turun 31%, lebih banyak dari keseluruhan pasar pada tahun 2022.
Kondisi serupa terjadi di China. Sektor-sektor seperti kendaraan listrik dan perangkat keras teknologi menderita akibat pembayaran dan kepercayaan konsumen yang lemah.
Baca Juga: Bursa Asia Menghijau, Didukung Pelemahan Dolar AS dan China Cabut Aturan Karantina
GoerTek Inc. turun 68% karena perangkat keras industri China bergejolak dengan berkurangnya pesanan smartphone dan tingkat inventaris yang kelebihan beban.
Perusahaan yang juga pembuat komponen Apple Inc. juga mengungkapkan bulan lalu menanggung kerugian pendapatan sekitar 3,3 miliar yuan atau setara dengan US$ 473 juta setelah pelanggan utama luar negeri menangguhkan pesanan.
Investor melihat ini sebagai pertanda bahwa GoerTek berisiko dikeluarkan dari rantai pasokan perusahaan teknologi terbesar di dunia. Laporan bahwa Apple berusaha mengalihkan manufaktur ke India telah menambah prospek suram.
Pembuat kendaraan listrik XPeng Inc yang turun hampir 81% juga menjadi penghambat terbesar pada Indeks MSCI China karena berjuang dengan persaingan yang lebih ketat dan kekurangan chip global.
Analis telah menurunkan target harga saham mereka lebih dari 80% tahun ini.