Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - CEO Tesla Inc Elon Musk menarik perhatian pada hari Selasa (29/4/2025) dengan membagikan data ekonomi yang menunjukkan ekonomi Tiongkok telah jauh melampaui Amerika Serikat dan Uni Eropa jika diukur dengan paritas daya beli.
"Hal ini mengejutkan banyak orang," tulis Musk di X, mengutip data dari chatbot Grok milik xAI yang menunjukkan produk domestik bruto Tiongkok dalam istilah purchasing power parity (PPP) adalah sekitar US$ 35,29 triliun pada tahun 2025, dibandingkan dengan US$ 28,78 triliun untuk AS dan US$ 21,99 triliun untuk Uni Eropa.
Angka-angka ini menunjukkan ekonomi Tiongkok 1,23 kali lebih besar dari Amerika dan 1,60 kali lebih besar dari UE jika disesuaikan dengan daya beli domestik.
Melansir Benzinga dan Yahoo Finance, data terbaru Bank Dunia mendukung tren ini, yang menunjukkan Tiongkok sebagai ekonomi global terdepan dengan PDB yang disesuaikan dengan PPP sekitar US$ 34,66 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan US$ 27,72 triliun untuk AS.
Menurut proyeksi Dana Moneter Internasional untuk tahun 2025, ekonomi Tiongkok tumbuh sebesar 4% dibandingkan dengan 1,8% untuk AS. Tiongkok diperkirakan akan menyumbang 19,68% dari PDB global berdasarkan PPP, sementara AS mewakili 14,75%.
Baca Juga: Kepala Staf Trump Bongkar Peran Besar Elon Musk di Gedung Putih Usai Tinggalkan DOGE!
Pernyataan Musk muncul sebagai tanggapan atas peringatan investor miliarder Ray Dalio tentang pengaruh ekonomi Amerika yang menurun.
Ketika Dalio menyatakan AS tetap menjadi konsumen dan debitur utama dunia, Musk membalas, "Tiongkok adalah konsumen barang manufaktur yang jauh lebih besar daripada Amerika Serikat. Tahun ini, konsumen Tiongkok akan membeli lebih banyak mobil daripada gabungan Amerika dan Eropa."
Bursa saham menyoroti pergeseran kekuatan ekonomi global seiring meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.
Kenaikan tarif baru-baru ini yang melebihi 100% telah menyebabkan produsen Tiongkok menghentikan operasi dan mencari pasar alternatif, dengan Goldman Sachs menurunkan prakiraan pertumbuhan PDB Tiongkok menjadi 4,0% untuk tahun 2025.
Tonton: Elon Musk Angkat Kaki dari Pemerintahan Donald Trump, Bagaimana Nasib DOGE?
Meskipun menghadapi tantangan ini, Tiongkok tetap "sangat yakin" dalam memenuhi target pertumbuhan ekonomi 5% untuk tahun 2025. Bahkan ketika ekonom seperti Torsten Slok dari Apollo Global Management memperingatkan tentang "peluang 90%" terjadinya resesi AS jika tarif saat ini terus berlanjut.