Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intel Corp mendapat suntikan modal sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32,6 triliun (kurs Rp 16.288) dari SoftBank Group Ltd, dalam langkah yang dipandang sebagai sinyal kepercayaan besar bagi raksasa chip AS yang tengah menghadapi tekanan bisnis dan finansial.
Kesepakatan yang diumumkan Senin (18/8/2025) itu menempatkan SoftBank sebagai salah satu dari sepuluh pemegang saham terbesar Intel, dengan porsi kepemilikan di bawah 2%.
SoftBank membeli saham baru Intel seharga US$ 23 per lembar, sedikit di bawah harga penutupan pasar sebesar US$ 23,66. Kendati kecil, posisi ini membuat SoftBank tercatat sebagai investor keenam terbesar Intel.
Baca Juga: SoftBank Suntik Investasi US$2 Miliar ke Intel, Jadi Pemegang Saham Top-10
Langkah tersebut memperluas eksposur SoftBank pada sektor semikonduktor dan kecerdasan buatan, setelah sebelumnya menggelontorkan dana untuk proyek pusat data Stargate senilai US$ 500 miliar dan investasi US$ 30 miliar ke OpenAI.
“Investasi strategis ini mencerminkan keyakinan kami bahwa manufaktur semikonduktor canggih akan semakin berkembang di AS, dengan Intel memainkan peran penting,” ujar CEO SoftBank, Masayoshi Son.
Intel di Persimpangan
Bagi Intel, investasi ini hadir di tengah masa sulit. Tahun 2024, perusahaan mencatat kerugian US$ 18,8 miliar, yang pertama sejak 1986, akibat kehilangan pangsa pasar ke AMD di segmen prosesor PC dan server, serta kegagalan ekspansi bisnis manufaktur kontrak yang tak mampu menyaingi dominasi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC).
Intel saat ini tengah meninjau ulang strategi bisnis kontraknya, termasuk kemungkinan perubahan fundamental demi menarik pelanggan besar. Diskusi dengan SoftBank, menurut Financial Times, bahkan sempat mencakup opsi penjualan sebagian bisnis tersebut.
Baca Juga: ISNU Dorong Pembentukan BPN di Tengah Krisis Penerimaan Negara
Investasi ini juga terjadi di tengah spekulasi keterlibatan pemerintah AS. Bloomberg melaporkan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk mengambil hingga 10% saham Intel guna menstabilkan kapasitas produksi chip domestik.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan, setiap investasi negara nantinya tidak akan berbentuk paksaan bisnis, melainkan sebagai bentuk dukungan dalam kerangka Undang-Undang CHIPS.
Tokyo sendiri bulan lalu menjanjikan paket investasi US$ 550 miliar ke AS sebagai bagian kesepakatan dagang, meski sumber pemerintah Jepang menegaskan pendanaan Intel dari SoftBank tidak terkait paket tersebut.
Pasar menanggapi positif langkah SoftBank. Saham Intel melonjak lebih dari 7% usai pengumuman, sementara saham SoftBank justru terkoreksi 4%. Meski begitu, sumber yang dekat dengan perusahaan menegaskan SoftBank tidak menuntut kursi dewan maupun komitmen pembelian chip Intel.
Baca Juga: 10 Kutipan Bijak dari Warren Buffett yang Relevan di Tengah Krisis Pasar Saham 2025
Bagi Intel, suntikan dana ini memang belum cukup menyelesaikan persoalan struktural, tetapi menjadi penopang penting untuk memulihkan posisi di tengah kompetisi sengit dengan AMD dan TSMC.
“Investasi SoftBank membantu, tetapi bukan itu yang akan menggerakkan Intel,” ujar Amir Anvarzadeh, analis Asymmetric Advisors.
CEO Intel Lip-Bu Tan, yang baru menjabat Maret lalu dan pernah menjadi dewan direksi SoftBank, menyebut investasi ini sebagai bukti kepercayaan Son terhadap misi Intel.
“Kami berterima kasih atas keyakinan yang diberikan SoftBank,” katanya.