Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Meski sempat khawatir, kini intelijen AS meyakini bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam operasi militernya di Ukraina. Keyakinan ini disampaikan oleh Direktur Intelijen Negara (DNI) AS, Avril Haines.
Berbicara kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat pada hari Kamis (4/5), Haines yakin Rusia sangat tidak mungkin menggunakan senjata berbahaya tersebut.
"Sangat tidak mungkin, itu adalah penilaian kami saat ini," kata Haines, seperti dikutip Reuters.
DNI merupakan pejabat tingkat kabinet di AS yang menjabat sebagai kepala eksekutif Komunitas Intelijen Amerika Serikat (IC) dan untuk mengarahkan dan mengawasi Program Intelijen Negara (NIP).
Dalam laporan hari Kamis, sayangnya Haines tidak merinci penilaian IC kepada Senat.
Baca Juga: Kompak Hadapi Korut, AS dan Korsel akan Berbagi Ilmu Soal Nuklir
Ketegangan nuklir antara Rusia dan AS telah meningkat sejak dimulainya konflik dengan Ukraina. Situasi semakin tegang setelah Putin berulang kali memperingatkan bahwa Rusia siap menggunakan persenjataan nuklirnya jika memang diperlukan demi mempertahankan integritas teritorialnya.
Pada bulan Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian New START, pakta senjata nuklir terakhir yang tersisa dengan AS.
New START pada dasarnya menyusun panduan yang membatasi jumlah hulu ledak strategis yang dapat digunakan masing-masing pihak.
Pemerintah AS selama berbulan-bulan sejak pernyataan Putin mengatakan mereka belum melihat tanda-tanda Rusia bersiap untuk menggunakan senjata nuklir. Namun, mereka menegaskan bahwa pihaknya tetap waspada.
Baca Juga: Insiden Serangan Drone di Kremlin Beri Putin Alasan Intensifkan Perang di Ukraina
Bulan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman secara terbuka mengatakan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya perlu tetap waspada terhadap tanda-tanda Rusia dapat menggunakan senjata nuklir taktis ketika eskalasi konflik Ukraina meningkat.
Sherman menyoroti pengumuman Putin pada 25 Maret bahwa Rusia sedang bersiap untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.
Meskipun begitu, Rusia lagi-lagi mengaburkan kekhawatiran AS. Pekan lalu, Kremlin mengatakan pihaknya mengatakan semua negara nuklir mematuhi moratorium pengujian senjata nuklir. Pernyataan tersebut mengecilkan gagasan bahwa Rusia mungkin bersiap untuk melakukan uji coba senjata nuklir.