Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KYIV. Pasukan Rusia menyerbu Ukraina melalui darat, laut, dan udara pada Kamis (24/2) dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Melansir Reuters, rudal Rusia menghujani kota-kota Ukraina, dan Ukraina melaporkan barisan pasukan mengalir melintasi perbatasannya di wilayah Timur, yakni Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk.
Pasukan Rusia juga mendarat melalui laut di kota pelabuhan Odessa dan Mariupol di Selatan Ukraina.
Ledakan terdengar sebelum fajar di ibu kota Ukraina, Kyiv, sebuah kota berpenduduk tiga juta orang. Tembakan terdengar, sirene meraung, dan jalan raya keluar kota tersendat oleh lalu lintas saat penduduk mengungsi.
Asap hitam membumbung di atas markas intelijen militer Ukraina setelah ledakan di Kyiv menjelang tengah hari.
Baca Juga: Rusia: Militer Kami Hancurkan 74 Fasilitas Militer Ukraina, tapi 1 Jet Tempur Jatuh
Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, NATO Tambah Kekuatan Darat, Laut, dan Udara di Eropa Timur
Serangan itu menyusul upaya diplomatik yang sia-sia selama berminggu-minggu oleh para pemimpin Barat untuk mencegah perang dan menyadari ketakutan terburuk mereka tentang ambisi Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Rusia secara berbahaya menyerang negara kami di pagi hari, seperti yang dilakukan Nazi Jerman di tahun-tahun Perang Dunia II,” cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, seperti dikutip Reuters.
“Sampai hari ini, negara kami berada di sisi yang berbeda dari sejarah dunia. Rusia telah memulai jalan kejahatan, tetapi Ukraina membela dirinya sendiri dan tidak akan melepaskan kebebasannya tidak peduli apa yang Moskow pikirkan,” tegasnya.
Zelenskiy meminta warga Ukraina untuk membela negara, dan pemerintah akan memberikan senjata kepada siapa pun yang siap berperang. Dia juga mendesak warga Rusia untuk turun ke jalan guna memprotes invasi negaranya.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan: "Ini adalah salah satu waktu tergelap di Eropa sejak Perang Dunia Kedua".