kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,54   -7,83   -0.79%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Masih Mencerna Sanksi Barat ke Rusia, Saham Reli dan Harga Minyak Turun


Senin, 28 Februari 2022 / 16:02 WIB
Investor Masih Mencerna Sanksi Barat ke Rusia, Saham Reli dan Harga Minyak Turun
ILUSTRASI. Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham di seluruh dunia mengalami rebound pada Jumat (25/2). Sedangkan harga minyak turun dan nilai tukar dolar AS  jatuh. 

Hal ini lantaran investor menyambut baik pembicaraan tentang diplomasi baru setelah invansi Rusia ke Ukraina dan sanksi barat tidak menyentuh sektor energi Rusia. 

Sehari sebelumnya, harga minyak meroket menembus level US$ 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 kerena kekhawatiran investor terhadap invansi Rusia. 

Indeks Wall Street memperpanjang reli sesi sebelumnya dengan Nasdaq dan S&P 500 mencatat kenaikan dalam sepekan. MSCI World Index ditutup naik 2,43% sehingga dalam sepekan hanya koreksi 0,7%. 

Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak militer Ukraina untuk menggulingkan para pemimpin politiknya dan merundingkan perdamaian. Pihak berwenang di Kyiv meminta warga untuk membantu mempertahankan ibukota. 

Negara-negara Uni Eropa setuju untuk membekukan aset Eropa milik Putin dan menteri luar negerinya, Sergei Lavrov. Gedung Putih mengumumkan rencana sanksi AS.

Baca Juga: Investor AS Mulai Waspadai Tampung Saham Murah di Tengah Perang Rusia-Ukraina

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China menghormati kedaulatan Ukraina dan masalah keamanan Rusia, dan menyambut baik dialog langsung Rusia-Ukraina  dilakukan sesegera mungkin.

Rusia mengatakan siap mengirim delegasi untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina, tetapi juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut ini sebagai upaya untuk melakukan diplomasi dengan senjata.

"Pasar mengalami kemajuan. Mereka mendengar kata invasi pada Rabu malam dan mulai menjual. Kemudian pasar mendengar kata sanksi pada Kamis dan mulai membeli. Kemudian mereka mendengar kata diplomasi pada hari Jumat dan terus membeli," kata John Augustine, kepala investasi di Bank Nasional Huntington di Columbus dikutip Reuters, Senin (28/2).

Beberapa investor tetap waspada terhadap aset berisiko menjelasng beberapa minggu sebelum Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga AS.

"Pelaku pasar yang hanya melihat jangka pendek, mengatakan bahwa apa yang mereka khawatirkan telah terjadi sehingga tidak ada lagi yang perlu ditakutkan atas invasi Ukraina. Itu terlalu picik. Rencana The Fed menaikkan suku bunga juga harus dicermati,"kata Chris Zaccarelli, Kepala Investasi di Independent Advisor Alliance Charlotte.

Dow Jones Industrial Average berakhir naik 2,51% setelah ditutup 0,28% lebih tinggi pada hari Kamis sementara S&P 500 naik 2,24% setelah naik 1,5% pada hari sebelumnya dan Nasdaq Composite bertambah 1,64% setelah reli 3,3% pada hari Kamis.

Indeks saham utama Rusia ditutup naik 20% setelah rekor penurunan 33% pada hari Kamis. Keuntungan sedikit berkurang dalam perdagangan setelah jam kerja dengan indeks bertahan naik sekitar 15%.

Minyak mentah Brent menetap di US$ 97,93 per barel, turun 1,16%, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 1,3% pada US$ 91,59.

Emas safe haven turun 0,8% menjadi US$ 1,887,24 per ounce. Pada hari Kamis itu melonjak menjadi US$ 1.973,96, tertinggi sejak September 2020.

Hasil pada catatan Treasury AS 10-tahun turun 0,7 basis poin menjadi 1,965%. Imbal hasil Treasury dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, naik 2,2 basis poin menjadi 1,568%.

Baca Juga: Pekan Bergejolak Bagi Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq Tetap Menguat di Minggu Ini

Dolar AS merosot sehari setelah mencatatkan persentase kenaikan harian terbesar dalam lebih dari tiga bulan. Investor bertaruh sanksi pada Rusia dan data inflasi AS mungkin akan membuat Fed berhati-hati tentang kenaikan suku bunga terlalu cepat. 

Indeks dolar turun 0,589%, dengan euro naik 0,73% menjadi US$ 1,1273. Rubel Rusia naik menjadi 83,54 per dolar, bangkit dari rekor terendah sesi sebelumnya di 89,986.

Data ekonomi AS pada hari Jumat menunjukkan belanja konsumen meningkat lebih dari yang diharapkan pada Januari bahkan ketika tekanan harga meningkat, dengan inflasi tahunan mencapai tingkat yang terakhir terlihat empat dekade lalu.




TERBARU

[X]
×