Sumber: Russia Today | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - BEIJING - Produsen mobil asal China dikabarkan berminat membeli pabrik-pabrik yang akan ditutup di Jerman, termasuk fasilitas milik Volkswagen. Kantor berita Russia Times mengutip sumber Reuters yang mengetahui penilaian Beijing terhadap situasi ini.
Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk memperkuat pengaruh China di sektor otomotif Jerman sekaligus menghindari tarif impor Uni Eropa terhadap kendaraan listrik (EV).
Menurut laporan Reuters, produksi lokal di Jerman diharapkan memberikan keuntungan bagi produsen kendaraan listrik China dengan menghindari tarif impor yang tinggi.
Baca Juga: Volkswagen Bakal Tutup Tiga Pabrik di Jerman
Uni Eropa sendiri telah menaikkan bea masuk untuk kendaraan listrik dari China menjadi lebih dari 45% pada tahun 2024, setelah melakukan investigasi anti-subsidi terhadap impor kendaraan listrik asal China pada Oktober 2023.
Sebagai tanggapan, otoritas China memberlakukan tarif sementara pada produk brandy asal Uni Eropa dan mengancam akan menaikkan tarif untuk mobil berbahan bakar fosil dengan mesin berkapasitas besar.
Selain itu, China telah mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan tuduhan bahwa Brussel melakukan “proteksionisme perdagangan.”
Baca Juga: VW Butuh Dana € 4 Miliar Untuk Tutup Pabrik di Jerman
Investasi China di Jerman bukan hal baru, dengan keterlibatan mereka di berbagai sektor seperti telekomunikasi dan robotik. Saat ini, Mercedes-Benz memiliki dua pemegang saham utama dari China.
Keputusan investasi ke depan akan sangat bergantung pada sikap pemerintah Jerman yang baru setelah pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada 23 Februari, kata sumber tersebut.
Volkswagen sebelumnya mengumumkan rencana untuk menutup setidaknya tiga pabriknya di Jerman, memberhentikan ribuan pekerja, dan memotong gaji sebesar 10%.
Namun, perusahaan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja IG Metall untuk menghindari pemutusan hubungan kerja secara paksa dan penutupan pabrik hingga tahun 2030.
Ketua dewan kerja Volkswagen, Daniela Cavallo, sempat menyerukan agar pemerintah Jerman segera menyusun rencana untuk memastikan ekonomi negara tersebut tidak "terpuruk."
Produsen otomotif di Jerman dan Uni Eropa, termasuk Volkswagen, menghadapi tantangan berat akibat perlambatan ekonomi global yang mengurangi permintaan produk mereka serta peralihan ke teknologi ramah lingkungan.
Tonton: Proyek Baru China Senilai US$137 Miliar Menimbulkan Kekhawatiran