kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iran: Jika terbukti kami jadi sasaran serangan siber, kami bakal balas


Sabtu, 04 Juli 2020 / 07:26 WIB
Iran: Jika terbukti kami jadi sasaran serangan siber, kami bakal balas
ILUSTRASI. Seorang anak lelaki berdiri di belakang bendera Iran di Bandara Internasional Mehrabad, Iran, 5 Mei 2010.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Iran bakal membalas terhadap negara mana pun yang melakukan serangan siber atas fasilitas-fasilitas nuklirnya, setelah kebakaran di pabrik Natanz yang menurut sejumlah pejabat Iran mungkin akibat sabotase dunia maya.

Situs pengayaan uranium Natanz, yang sebagian besar berada di bawah tanah, adalah salah satu dari beberapa fasilitas Iran yang dipantau oleh inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB.

Organisasi Energi Atom Iran (AEO) mengatakan pada Jumat (3/7), penyebab "insiden" di fasilitas nuklir telah diketahui, tetapi "karena pertimbangan keamanan" akan diumumkan pada waktu yang tepat.

Baca Juga: Fasilitas nuklir Iran terbakar, ada kemungkinan sabotase

AEO awalnya melaporkan "insiden" kebakaran terjadi Kamis (2/7) pagi di Natanz, yang terletak di gurun di Provinsi Isfahan, Iran Tengah. 

Mereka kemudian menerbitkan foto sebuah bangunan bata satu lantai dengan atap dan dindingnya sebagian terbakar. Sebuah pintu menggantung di engselnya menunjukkan ada ledakan di dalam gedung.

"Merespons serangan dunia maya adalah bagian dari kekuatan pertahanan negara. Jika terbukti negara kami telah menjadi sasaran serangan dunia maya, kami akan merespons," kata Kepala Pertahanan Sipil Iran Gholamreza Jalali kepada TV pemerintah, Kamis (2/7) malam seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Krisis baru AS-Iran: Teheran akan kirim lebih banyak tanker minyak ke Venezuela

Sebuah artikel yang kantor berita negara IRNA terbitkan Kamis (2/7) membahas kemungkinan sabotase oleh musuh-musuh Iran, seperti Israel dan Amerika Serikat (AS).

"Sejauh ini, Iran telah mencoba untuk mencegah krisis yang intensif dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak terduga," sebut IRNA seperti Reuters lansir.

"Tetapi penyeberangan garis merah Republik Islam Iran oleh negara-negara yang bermusuhan, terutama rezim Zionis dan AS, berarti strategi harus direvisi," imbuh IRNA.

Baca Juga: Menlu AS dorong embargo senjata Iran di PBB, Rusia: Lutut Amerika ada di leher Iran

Serangan itu menargetkan gedung perakitan mesin pengayaan uranium 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×