Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DUBLIN. Akhirnya, Irlandia mengajukan permohonan dana bailout untuk menghindarkan negaranya dari kebangkrutan. Dengan demikian, negara ini merupakan anggota Uni Eropa kedua yang mencari bantuan dana bailout dari Uni Eropa dan Badan Moneter Internasional (IMF).
Perdana Menteri Irlandia Brian Cowen bilang, pihaknya memprediksi pembicaraan terkait besaran bailout akan rampung dalam beberapa minggu ke depan. Sementara itu, Menteri Keuangan Irlandia Brian Lenihan mengatakan, jumlah pinjaman setidaknya akan mencapai 100 miliar euro atau US$ 137 miliar. Sayang, Lenihan tidak memberikan keterangan lebih jauh mengenai hal ini.
"Negara kecil seperti Irlandia menghadapi masalah hebat pada sistem perbankan. Kami tidak bisa menangani semua masalah tersebut," jelas Lenihan dalam konferensi pers di Dublin. Dia menambahkan, kemungkinan Irlandia tidak akan menarik seluruh pinjaman yang ada.
Sekadar tambahan saja, bailout yang diberikan Lenihan menyusul dilakukannya pemangkasan anggaran negara yang gagal mengembalikan kepercayaan masyarakat sebagai akibat dari kekacauan yang terjadi pada industri finansial. Setelah tingkat yield obligasi Irlandia melonjak dalam sebulan terakhir, pemerintah Eropa memaksa Irlandia untuk mencari dana bailout. Tujuannya tak lain untuk mencegah krisis, yang dimulai dari Yunani tahun ini, menyebar luas ke negara Eropa lainnya seperti Portugis.
"Sudah sangat jelas. Irlandia tidak punya pilihan, selain menerima bantuan finansial," jelas nicholas Stamenkovic, fixed-income strategist di Edinburgh RIA Capital Markets Ltd. Dia menambahkan, "Saat ini pasar masih menunggu detail dari bantuan tersebut serta persyaratan yang ditetapkan."