kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Israel Ingin Sandera Dibebaskan, Tapi Tidak Ingin Perang Dihentikan


Rabu, 24 Januari 2024 / 13:42 WIB
Israel Ingin Sandera Dibebaskan, Tapi Tidak Ingin Perang Dihentikan
ILUSTRASI. Seorang pria Palestina melihat lokasi serangan Israel di sebuah masjid, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 15 November 2023.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Israel baru-baru dilaporkan telah mengajukan permohonan gencatan senjata selama dua bulan kepada Hamas melalui Qatar dan Mesir sebagai mediator. Israel berharap ada lebih banyak sandera yang dibebaskan oleh Hamas.

Sejumlah media Israel dan AS pada hari Senin (22/1) melaporkan bahwa Israel yakin rencananya tersebut dapat terwujud, meski belum ada tanggapan dari pihak Hamas.

Baca Juga: Israel Ajukan Permohonan Gencatan Senjata Selama Dua Bulan Kepada Hamas

Pembebasan Sandera Israel

Salah satu media yang mengabarkan adalah Axios yang berbasis di AS. Mereka mengatakan bahwa pembebasan sandera nantinya akan dilakukan secara bertahap.

Mengutip Al Jazeera, tahap pertama adalah pembebasan perempuan, laki-laki berusia di atas 60 tahun, dan mereka yang berada dalam kondisi medis kritis.

Tahap selanjutnya akan melibatkan pembebasan tentara perempuan, laki-laki muda sipil, tentara laki-laki dan jenazah sandera.

Sementara itu, Channel 13 dari Israel melaporkan bahwa prinsip-prinsip perjanjian itu terdiri dari tiga hingga empat tahap pembebasan tawanan.

Baca Juga: Serangan Israel Melumpuhkan Sejumlah Rumah Sakit di Khan Younis, Gaza

Pejabat Israel, yang berbicara secara anonim, mengatakan kesepakatan itu diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua bulan untuk diterapkan.

Hamas berhasil membawa 250 sandera setelah melakukan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023. Sekitar 130 orang masih berada di Gaza, sementara sisanya telah dipulangkan secara berkala melalui sejumlah kesepakatan.

Menurut Israel, jumlah sandera yang masih ada di Gaza saat ini mencakup 28 orang yang tewas.

Baca Juga: Israel Akui Kekalahan Terburuk di Gaza

Perang Harus Terus Berlanjut

Dalam laporan yang beredar, proposal gencatan senjata tersebut tidak mencakup janji untuk mengakhiri perang.

Namun, Israel bersedia mengurangi kehadiran pasukan mereka di kota-kota besar di Gaza dan secara bertahap mengizinkan penduduk untuk kembali ke wilayah utara yang hancur.

Laporan mengenai perundingan gencatan senjata ini muncul di tengah meningkatnya pertempuran di Gaza selatan. Pemerintah setempat mengatakan korban tewas kini telah melewati angka 25.000.

Badan-badan PBB dan kelompok bantuan telah memberikan peringatan mengenai meningkatnya ancaman penyakit dan kelaparan di Gaza, di mana 1,7 juta orang diperkirakan terpaksa mengungsi dari rumah mereka.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×