Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro
ABU DHABI. Keputusan Yusuff Ali hijrah dari tanah kelahirannya, India, menuju Abu Dhabi ternyata tidak sia-sia. Di ibukota Uni Emirat Arab (UEA) itu, Yusuff berhasil membangun mimpinya menjadi salah satu pengusaha ritel yang paling sukses di UEA, bahkan dunia.
Darah bisnis memang mengalir kental di tubuh Yusuff. Kesuksesan dia hari ini tak bisa dilepaskan dari peran MK Abdullah, paman Yusuff dari garis keturunan ayahnya. Yusuff lahir di distrik Thrissur, Kerala, India pada 15 November 1955. Dia menyelesaikan sekolah di Nattika, kemudian menuju Gujarat untuk melanjutkan sekolah dan berhasil mendapatkan gelar sarjana bidang Business Management & Administration. Yusuff merampungkan sekolahnya pada tahun 1970-an.
Setelah itu, dia memutuskan bermigrasi ke Abu Dhabi dan bekerja di jaringan bisnis ritel EMKE Group milik pamannya, Abdullah. Kelak, di tangan Yusuff, EMKE Group yang juga dikenal dengan Lulu Group International terus berkembang menjadi perusahaan ritel yang memiliki jaringan luas hingga ke tiga benua.
Ilmu bisnis yang diperoleh dari bangku sekolah cukup bermanfaat. Yusuff membantu usaha pamannya yang pada 1970-an bergerak dalam bidang distribusi barang-barang impor dan grosir. Keterampilan Yusuff semakin terasah. Dia mulai memperluas cakupan bisnis ke produk makanan dan non makanan, serta mulai mendistribusikan produk olahan makanan untuk hotel, perusahaan katering dan jasa pengiriman.
Pada tahun 1980-an, EMKE Group memiliki pangsa pasar yang cukup besar dari grosir dan eceran makanan di UEA. Kapasitas Yusuff yang mumpuni dalam mengelola bisnis membuat Abdullah memberikan kesempatan kepadanya untuk menduduki jabatan Direktur Eksekutif di Lulu Group.
Hingga akhirnya, dengan inovasi dan keberaniannya, Yusuff mulai mengembangkan EMKE Group dengan terjun ke bisnis supermarket. Pada tahun 1990-an, Yusuff meluncurkan brand ritel pertamanya, yakni Lulu Hypermarket di UEA. Ketika itu, pasar ritel di UEA tengah berkembang dari pasar grosir tradisional menjadi pasar modern.
Bahkan Lulu Group mampu bersaing dengan para peritel besar global. Misalnya, ketika kehadiran Continent (sekarang Carrefour) pada 1995 mengubah wajah bisnis ritel di Dubai, maka Yusuff menguasai sektor ritel Abu Dhabi dengan meluncurkan Lulu Hypermarket.
Di tangan Yusuff, kelompok usaha yang berkantor pusat di Abu Dhabi ini telah tumbuh menjadi sebuah kelompok internasional dengan jaringan operasional yang tersebar di tiga benua.
Lulu Group memiliki sedikitnya 106 gerai, didukung 30.000 karyawan serta memiliki jaringan di 24 negara. Jaringan ritel Lulu Group beroperasi di negara-negara besar Timur Tengah dan Afrika seperti UEA, Oman, Qatar, Kuwait, Yaman, Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Kenya. Lulu juga berencana masuk ke Indonesia.
Selain hipermarket, supermarket dan department store, Lulu Group memiliki beberapa pusat perbelanjaan, yaitu Khalidiyah Mall, Al Raha Mall, Al Wahda Mall, Mushriff Mall, Madinat Zayed Mall, Mazyad Mall, Ramli Mall, RAK Mall, Al Foah Mall dan Al Khor Mall yang tersebar di negara-negara kawasan Teluk.
Ekspansi Lulu Group telah membawa Yusuff masuk ke jajaran orang terkaya di India dan bahkan dunia. Majalah Forbes mencatat, Yusuff menduduki peringkat ke-35 orang paling tajir di India dan peringkat ke-974 orang terkaya di dunia. Kekayaan bersihnya mencapai US$ 1,6 miliar, per Oktober tahun ini. Deloitte bahkan mencatatkan Lulu Group sebagai salah satu dari 10 peritel paling cepat berkembang di dunia. (Bersambung)