Sumber: MarketWatch |
HONG KONG. Saat ini semua kekhawatiran tertuju pada dua ekonomi besar yang tengah mengalami krisis keuangan yaitu Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Kekhawatiran terhadap Eropa memang berlebih ketimbang pada AS. Sebenarnya, ada wilayah di Asia yang juga mulai mengancam kestabilan ekonomi kawasan. Tempat yang dimaksud adalah Hong Kong.
Investor harus mulai waspada terhadap lemahnya data-data ekonomi yang disodorkan oleh kota lapis kedua di daratan China itu. Indikasi persoalan keuangan datang dari turnamen golf UBS Hong Kong Open yang merupakan salah satu turnamen golf tertua di wilayah ini dan sudah berusia 54 tahun.
Sejarah mengesankan turnamen tersebut bisa segera berakhir. Pertandingan oleh raga ini tak berhasil mengantongi satu sponsorpun untuk musim depan. Turnamen ini juga kehilangan tempat di European Tour Event.
Lima belas tahun setelah serah terima kawasan itu dari Inggris, hubungannya dengan China Daratan yang merupakan tetangga terdekat semakin banyak tekanan. Banyak warga China yang bebas menikmati belanja tanpa pajak, pelayanan rumah sakit bahkan bisa membeli properti di lepas pantai Hong Kong. Sebaliknya, warga setempat justru merasa disisihkan.
Ketegangan dua wilayah ini juga terjadi lewat perang mata uang keduanya. Secara historis, dollar Hong Kong terhadap yuan diperdagangkan dengan premi. Namun saat ini sebaliknya, justru diperdagangkan dengan diskon.
Dalam beberapa tahun terakhir, yuan menguat hampir 25% terhadap dollar Hong Kong setelah Beijing kembali mematok nilai tukar mata uangnya lebih tinggi terhadap dollar AS. Ketegangan terjadi karena perubahan nilai tukar menyebabkan transfer kekayaan dari Hong Kong ke China.
Gampangnya, orang dengan mudah menemukan penawaran-penawaran murah di bisnis properti. Sebaliknya, di Hong Kong, karena banjir uang dari daratan China mendorong inflasi impor dan orang-orang merasa bertambah miskin karena mata uang mereka melemah. Hal ini jugalah yang disinyalir menyebabkan pemodal malas masuk ke pasar Hong Kong hingga penjudi sponsor.
Bisa dibilang, ini adalah masa orde baru hubungan keduanya. Daratan China adalah tempat baru bagi pemilik merek global untuk berinvestasi. Sedangkan Hong Kong dianggap sebagai kota tua.