Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan hampir satu minggu latihan militer di sekitar Taiwan menyusul kunjungan politisi AS Nancy Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Melansir BBC, militer China mengatakan, operasi laut dan udara berhasil dilaksanakan. Militer China juga berjanji akan terus berpatroli di Selat Taiwan.
Seperti yang diketahui, perjalanan singkat Pelosi membuat marah Beijing, yang memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk dipersatukan kembali dengan daratan, meski dengan paksaan.
Ketua DPR Pelosi, pejabat tertinggi AS yang mendarat di Taiwan sejak 1990-an, menentang peringatan China untuk tidak berkunjung pekan lalu, sehingga ketegangan melonjak.
China menggelar latihan militer selama empat hari berupa latihan tembak-menembak diikuti oleh serangan anti-kapal selam dan latihan serangan laut sebagai bagian dari tanggapan kemarahan China.
Baca Juga: Pentagon Tegaskan Militer AS Terus Melintas di Selat Taiwan di Tengah Ancaman China
Pernyataan Tentara Pembebasan Rakyat berjanji untuk terus melakukan "patroli kesiapan tempur reguler" di Selat Taiwan.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan 36 pesawat militer China dan 10 kapal masih beroperasi di sekitar selat pada hari Rabu.
Pada hari Rabu, kantor Urusan Taiwan China menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk merebut kembali pulau itu.
Menurut jajak pendapat baru-baru ini, mayoritas warga di Taiwan, menentang segala bentuk penyatuan dengan China yang dikuasai Komunis.
Mengutip Reuters, Menteri luar negeri Taiwan mengatakan pada hari Selasa (9/8/2022) bahwa China menggunakan latihan militer yang diluncurkan akibat buntut dari kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, sebagai rencana permainan untuk mempersiapkan invasi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Melansir Reuters, Joseph Wu, berbicara pada konferensi pers di Taipei, tidak memberikan detail mengenai kapan kemungkinan invasi ke Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai wilayah miliknya.
Baca Juga: China Akhiri Latihan Militer di Sekitar Taiwan, Pasukan dalam Posisi Siap Tempur
Dia mengatakan Taiwan tidak akan terintimidasi bahkan ketika latihan berlanjut dengan China yang sering melanggar garis median tidak resmi di Selat Taiwan.
“China telah menggunakan latihan tersebut dalam buku pedoman militernya untuk mempersiapkan invasi ke Taiwan,” kata Wu.
Dia juga bilang, China melakukan latihan militer skala besar dan peluncuran rudal, serta serangan siber, disinformasi, dan paksaan ekonomi, dalam upaya untuk melemahkan moral publik di Taiwan.
"Setelah latihan berakhir, China mungkin mencoba untuk melakukan secara rutin tindakannya dalam upaya untuk menghancurkan status quo jangka panjang di Selat Taiwan," kata Wu.
Baca Juga: Saingi China, Amerika Serikat Alokasikan Dana Rp 783,9 Triliun untuk Produksi Chip
Langkah-langkah semacam itu mengancam keamanan regional dan memberikan gambaran yang jelas tentang ambisi geostrategis China di luar Taiwan.
Terkait hal tersebut, Wu mendesak dukungan internasional yang lebih besar untuk menghentikan China secara efektif untuk mengendalikan selat itu.
Kantor Urusan Taiwan China menanggapi komentar Wu dengan mengatakan dia adalah pendukung "keras kepala" kemerdekaan Taiwan, dan pernyataannya "mendistorsi kebenaran dan mengaburkan fakta".