Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Tingkat deflasi Jepang pada Januari 2011 melambat akibat kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Berdasarkan data statistik, indeks harga konsumen turun 0,2% pada Januari dari Desember. Sementara, tingkat harga tidak mengalami perubahan dari tahun lalu.
Kendati begitu, sejumlah analis bilang, deflasi masih menjadi momok bagi perekonomian Jepang. Sebab, saat ini pemulihan ekonomi Jepang masih berada pada tahap awal.
Jika dihitung tanpa memasukkan biaya bahan pangan dan bahan bakar, indeks harga konsumen masih mengalami penurunan hingga 0,6%. "Indeks harga konsumen Jepang tertopang dengan kenaikan harga komoditas," jelas Richard Jerram dari Macquarie Group. Dia menambahkan, tren yang terbentuk sekarang belum kuat karena secara umum menunjukkan angka deflasi sudah moderat, namun belum hilang sepenuhnya.
Hasilnya, analis memprediksi, Bank of Japan (BoJ) tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Bank sentral juga diramal akan menahan suku bunga acuannya. Tahun lalu, BoJ sudah memangkas suku bunga hingga nyaris mendekati 0%.
"Penurunan harga mulai mereda dan sejalan dengan target bank sentra. Sepertinya belum ada kebijakan baru yang akan ditetapkan," jelas Atsushi Matsumoto dari Mizuho Research Institute.